Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Dana PEN 2021 Meningkat, Indef Kritisi Realisasi Anggaran Sektor Kesehatan Melambat

        Meski Dana PEN 2021 Meningkat, Indef Kritisi Realisasi Anggaran Sektor Kesehatan Melambat Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Program Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, mengungkapkan bahwa realisasi anggaran PEN 2021 di sektor kesehatan masih melambat. Padahal, PEN 2021 sektor kesehatan menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan dengan pagu alokasi yang mencapai Rp172,84 triliun.

        "Ingat, sekarang ini panglima jenderalnya adalah sektor kesehatan," ujarnya, Jumat (9/7/2021).

        Baca Juga: Sudah Satu Semester, Realisasi Anggaran PEN Baru Capai 36,1 Persen

        Esther mengatakan, realisasi anggaran sektor kesehatan saat ini perlu untuk terus digenjot. Alasannya, angka kasus positif Covid-19 terus mengalami peningkatan dalam sebulan terakhir. Terlebih, jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit terus mengalami penambahan yang signifikan. Termasuk saat ini keberadaan tabung oksigen yang mulai langka.

        "Prioritas penanganan sektor kesehatan saat ini lebih mendesak. Bila sektor kesehatan sudah pulih, ekonomi berangsur-angsur mengikuti," katanya.

        Keterlambatan realisasi anggaran kesehatan, kata Esther, dapat ditemukan pada bulan April 2021; ditemukan terjadi penurunan kegiatan vaksinasi sebesar 72 persen dengan titik terendahnya rata-rata seminggu kegiatan vaksinasi hanya 94 ribu dosis.

        Namun kemudian, pada bulan Mei kegiatan vaksinasi terus mengalami kenaikan seiring bertambahnya angka kasus positif Covid-19. Di sisi lain, peningkatan kegiatan vaksinasi belakangan ini yang dilakukan secara oleh pemerintah membuka risiko baru, yakni penularan Covid-19 yang disebabkan kerumunan massa.

        "Harusnya dilakukan secara door to door, tapi kita juga menyadari bahwa tenaga kesehatan kita terbatas," ungkapnya.

        Esther mengungkapkan, dibandingkan PEN 2020, anggaran PEN 2021 mengalami kenaikan sebesar 20,62 persen. Penambahan anggaran tersebut selaras dengan perubahan skala prioritas pada beberapa sektor lainnya di PEN.

        Sektor perlindungan sosial PEN 2020 misalnya, dengan alokasi anggaran sebesar Rp230,21 triliun menjadi sektor prioritas dengan jumlah 33 persen dari keseluruhan dana PEN 2020.

        Kini, sektor prioritas PEN 2021 mengalami perubahan seiring perubahan kondisi. Sektor bantuan UMKM dan korporasi kini menempati peringkat pertama dengan alokasi anggaran sebesar Rp193,74 triliun dengan realisasi anggaran sebesar Rp48,05 triliun.

        Di sisi lain, sektor kesehatan pada PEN 2020 berada pada prioritas keempat. Kini pada PEN 2021 menempati prioritas kedua dengan alokasi anggaran sebesar Rp172,84 triliun dengan realisasi anggaran sebesar Rp39,55 triliun.

        Yang cukup menarik perhatian, sektor perlindungan sosial yang pada PEN 2020 berada pada prioritas pertama, kini pada PEN 2021 menempati prioritas ketiga dengan alokasi anggaran sebesar Rp148,27 triliun, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 64,91 triliun.

        "Situasinya seperti saat ini, realisasi anggaran kesehatan perlu terus diakselerasi lebih dalam. Namun, memasuki pertengahan tahun realisasi anggaran sektor kesehatan masih di bawah 50 persen. Termasuk sektor lainnya seperti perlindungan sosial, program prioritas, bantuan UMKM dan BUMN," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: