Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Taliban Girang saat Tahu China Mau Berinvestasi di Afghanistan

        Taliban Girang saat Tahu China Mau Berinvestasi di Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Taliban menyambut baik investasi China dalam rekonstruksi Afghanistan yang dilanda perang. Kelompok ini menyebut Beijing sebagai negara yang bersahabat.

        "Kami menyambut mereka (China). Jika mereka memiliki investasi tentu kami menjamin keamanan mereka. Keamanan mereka sangat penting bagi kami,” kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen dalam wawancara baru-baru ini dengan surat kabar South China Morning Post.

        Baca Juga: Ngakunya Menyerah, Taliban Justru Eksekusi Puluhan Pasukan Afghanistan

        Shaheen mengaku kalau Taliban telah berkali-kali ke China dan memiliki hubungan yang baik. Pengalaman itu yang membuatnya menilai Beijing sebagai negara bersahabat. "China adalah negara sahabat yang kami sambut untuk rekonstruksi dan pengembangan Afghanistan," ujar Shaheen.

        Pernyataan menyambut investasi China oleh Taliban ini muncul saat Amerika Serikat (AS) dan pasukan sekutu keluar dari Afghanistan setelah perang 20 tahun. AS dan Taliban menandatangani kesepakatan Februari lalu, membuka jalan bagi pasukan asing untuk menarik diri dari wilayah tersebut, pembebasan tahanan, mengeluarkan para pemimpin Taliban dari daftar hitam teror, dan dukungan internasional untuk membangun kembali negara itu.

        "Orang-orang dari negara lain yang ingin menggunakan Afghanistan sebagai situs (untuk melancarkan serangan) terhadap negara lain, kami telah membuat komitmen bahwa kami tidak akan mengizinkan mereka baik itu individu atau entitas terhadap negara mana pun termasuk China. Ini adalah komitmen kami berdasarkan perjanjian Doha. Kami mematuhi kesepakatan itu," kata Shaheen.

        Juru bicara Taliban mengatakan kelompoknya tidak akan mengizinkan kelompok separatis, termasuk Gerakan Islam Turkistan Timur atau ETIM beroperasi di Afghanistan.

        "Ya, itu tidak akan diizinkan masuk," ujar Shaheen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: