Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SBY Dicolek Luhut, Ibas Dikerjain, dan Demokrat Difitnah, Nggak Nyangka Sikap Pepo...

        SBY Dicolek Luhut, Ibas Dikerjain, dan Demokrat Difitnah, Nggak Nyangka Sikap Pepo... Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY lagi dapat serangan bertubi-tubi. Partainya, Demokrat difitnah jadi dalang demo Jokowi End Game. Kemudian, anak keduanya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dikerjain. Terakhir, dia dicolek Luhut Binsar Pandjaitan. Meski begitu, SBY tak terpancing. Dia pilih asyik melukis.

        Serangan fitnah kepada Demokrat sebagai dalang demo Jokowi End Game ramai di media sosial minggu lalu. Selain diramaikan para buzzer, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi ikut memasang karikatur di akun Facebooknya yang menyudutkan Demokrat.

        Baca Juga: Membandingkan Demo Zaman SBY dan Jokowi, Hasilnya Terlihat...

        Belakangan diketahui, jika demo Jokowi End Game tidak ada pada hari H, Sabtu (24/7). Padahal, aparat keamanan sudah berjaga-jaga.

        Selain Demokrat, Ibas juga jadi sasaran tembak. Di medsos, dia difitnah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan divonis seumur hidup. Tudingan tersebut ramai jadi pembicaraan. Selain itu, Ibas juga kembali difitnah soal tato di tangannya.

        Setelah partai dan anaknya, kini giliran SBY yang dicolek Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Sentilan Luhut ke SBY pada acara Kick Andy Double Check, Minggu (25/7).

        Pada acara itu, Andy F Noya membrondong Luhut dengan banyak pertanyaan. Salah satunya, sentilan SBY soal komunikasi Luhut yang terkesan hanya menantang. “Apakah Luhut tempramental?” ujar Andy. “Nggak temperamental. Memang gayanya orang Batak gitu,” jawab Luhut.

        Tak puas sampai di situ, Andy kembali bertanya soal anggapan menggunakan ancaman dalam pernyataan-pernyataannya. Luhut lantas menceritakan kedekatan dengan anak buahnya.

        “Silakan yang ngomong begitu, nggak ada urusan saya. Saya pikir anak buah saya itu senang-senang saja kok. Apa ada mereka itu nyapa anak buahnya, care sama anak buahnya yang sakit, kan nggak juga. Mungkin jauh,” ujarnya.

        “Bukan saya mau bilang saya lebih hebat, saya care sama orang banyak. Saya punya foundation yang saya buat 20 tahun lalu, sebelum saya jadi apa-apa,” tambahnya.

        Andy berusaha membuat pertanyaannya lebih kreatif. Seperti status SBY sebagai juniornya Luhut di militer, dan etika junior mengkritik seniornya. Soal hal itu, Luhut tidak terlalu mempermasalahkan. Ia menghormati SBY karena statusnya sebagai Presiden ke-6 RI.

        “Saya nggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke ajalah, hak-hak beliaulah. Tapi semua, hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah. Semua duduk manis, datang sekali mengkritik,” cetus Luhut.

        “Nggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja bapak A, bapak B itu lebih pintar. Tapi sekarang yang berkuasa ini ya sudah,” tegas Luhut.

        Lalu bagaimana sikap SBY terhadap serangan-serangan itu? SBY tidak terpancing. Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan melalui unggahan foto SBY.

        Ada tiga aktivitas SBY yang ditampilkan Ossy. Pertama, sedang berolahraga treadmill. Kedua, sedang di ruang kerja yang ditemani lukisan mendiang Bu Ani. Ketiga, sedang di ruang seni lukis karyanya sendiri.

        “Di tengah terpaan fitnah, alhamdulillah Pak SBY dalam keadaan sehat wal afiat melakukan rutinitas di kediaman selama PPKM ini. Semoga Allah SWT memaafkan dan memberikan hidayah bagi para penyebar fitnah,” ungkapnya melalui akun @OssyDermawan.

        Memang hampir sebulan ini, SBY tengah menekuni hobi melukisnya. Saking seriusnya, lulusan akademi militer tahun 1973 ini membangun SBY Art Studio.

        Hal itu dibenarkan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng. “Bagi Pak SBY, ini kesempatan untuk menggali kembali bakat dan hobi melukis yang terakhir ditekuni semasa SMA di Pacitan, berpuluh tahun yang lampau,” kata Andi.

        Seni merupakan bagian dari kehidupan SBY. Bermusik, mencipta lagu, dan menulis puisi sudah kita ketahui sebelumnya. Namun untuk melukis memang baru-baru ini kembali ditekuni. Andi mengaku sempat melihat berbagai karya lukisan SBY yang berseni tinggi dan menggambarkan kepribadian SBY.

        Lalu bagaimana dengan sikap partai? Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra tidak gentar sekalipun diserang berbagai pihak. Demokrat akan tetap konsisten memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat. Selain juga, agar pemerintah bisa menangani pandemi.

        “Kalau kita perjuangkan, tapi malah digempur habis-habisan, ya itu bagian dari perjuangan,” ujarnya.

        Menurut dia, memang tidak mudah untuk mempertahankan perjuangan. Tapi demi rakyat kami lakukan. “Karena pesan Ketua Umum, dan ini selalu diulang-ulang. Tidak ada yang lebih berharga dari nyawa manusia. Jadi setiap apapun yang kita suarakan tak perlu gentar,” kata Herzaky.

        Bahkan, jika ada serangan yang lebih massif sekalipun, Demokrat akan tetap menjadi partai yang mengingatkan pemerintah jika salah dan pembela kepentingan rakyat. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: