Politisi Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengaku geram partainya terus menerus diserang oleh buzzer. Namun ia menyebut buzzer kehilangan arah dengan menuding Demokrat akan menggulingkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Akhir-akhir ini, Demokrat habis-habisan diserbu buzzeRp. Tiap kali mengkritik penanganan covid yang tidak efektif, buzzeRp bekerja. Jurusnya, otak kosong. Karena memang tidak punya konsep. Saking hopeless-nya, buzzeRp menuding Demokrat mau menggulingkan Jokowi. Sinting," kata Syahrial saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (28/7/2021).
Syahrial mengatakan, Demokrat posisinya memang berada di luar pemerintahan yang memang harus memberikan kritik kepada pemerintah. Menurutnya, tak ada yang salah dari itu, termasuk mengkritik kebijakan pandemi.
Baca Juga: Ucapan Jusuf Kalla Pedasnya Nampol, Eh Reaksi Ferdinand Tak Terduga
"Wong memang seluruh rakyat menghadapi masalah yang sama. Jika ada yang kepentingannya terganggu, pasti oligarki dan kartel," tuturnya.
Ia mengatakan, justru harusnya Presiden Joko Widodo berterimakasih kepada Demokrat yang tak punya DNA untuk menggulingkan kekuasaan di tengah jalan.
"Jangan-jangan yang begitu ada di sana? justru Demokrat jadi counterpart yang keren saat ini. Tanpa Demokrat, kreativitas berpolitik di Indonesia akan tumpul. Dinamikanya, hambar," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyayangkan aksi buzzer yang menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dua putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Menurutnya para buzzer hanya ingin merusak.
"Tidak ingin menuding pihak mana pun. BuzzeRp bebas memainkan perannya menguasai jagad informasi di negeri ini. Mencederai bahkan memberangus kebebasan berbicara dan berekspresi. Menebar ketakutan. Tapi negara diam. Malah beberapa pelakunya juga menjadi pejabat negara," tuturnya.
Sebelumnya, hashtag #BharataYudhaDemokrat menjadi trending di jejaring media sosial Twitter, pada Selasa (27/7/2021) malam.
Dilihat oleh Suara.com para akun pengguna Twitter yang menggunakan hashtag tersebut meretweet cuitan lama akun @xvidgmbk pada Februari 2021 silam.
Baca Juga: Bakal Diperiksa Densus 88 di Kasus Munarman, Habib Rizieq Bereaksi
Dalam cuitan tersebut Partai Demokrat disebut-sebut melakukan operasi politik yang dinamakan bharatayudha dengan kode sandi Romeo. Operasi ini disebut-sebut sebagai serangan black Champaign pihak Cikeas ke istana atau dalam arti lain serangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Adapun latar belakang dari operasi yang disebut akal-akalan Cikeas untuk 2024 ini, diawali sadarnya Demokrat akan kekuatan partai yang tidak terlalu besar di parlemen. AHY kemudian disebut menyusun sejumlah siasat dengan tujuan agar partai memiliki daya tawar dengan pihak kekuasaan agar langkahnya menjadi capres di 2024 berjalan mulus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti