Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mulai Pemerintah Hingga Moeldoko Diserang Membabi Buta, ICW Harus Minta Maaf

        Mulai Pemerintah Hingga Moeldoko Diserang Membabi Buta, ICW Harus Minta Maaf Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Joko Wandyatmoko, mengatakan bahwa saat ini serangan kepada pemerintah utamanya Presiden Jokowi, termasuk kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko diarahkan secara membabi buta oleh Indonesia Corruption Watch (ICW).

        Menurutnya, pada masa pandemi Covid-19, seluruh elemen bangsa harusnya bergotong royong habis-habisan. Bukan hanya sibuk menuding yang mengarah pada terganggunya program pemerintah mengatasi pandemi. Baca Juga: Layangkan Somasi Kedua, Pengacara Moeldoko Tegaskan Hal Ini ke ICW

        "Perilaku elemen bangsa yang tidak partisipatif dan tidak kontributif paling tidak harus menjaga diri atau diam. Juga jangan sembrono menuding sana-sini yang tidak karuan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/8/2021).

        Joko menegaskan bahwa tudingan ICW terhadap Ketua HKTI tersebut sangat tidak berdasar. Dia pun meminta kepada ICW untuk menarik tuduhannya dan segera meminta maaf secara terbuka.

        "HKTI yang dipimpin Jenderal  pecinta pertanian, di publikasikan ICW berindikasi memanfaatkan situasi pandemi mengeruk keuntungan untuk pribadi dan HKTI. ICW sangat sembrono harus menarik pernyataannya dan meminta maaf," tegasnya.Baca Juga: Hei Kader-Kader Partai AHY, Dengerin Omongan Bekas Anjing Penjaga SBY! Contoh Demokratnya Moeldoko

        "ICW harus berani mengakui salah. Apabila anda minta maaf dan menarik statement, ICW akan dicatat gentlement dan disayangi rakyat. Anda punya peluang menjadi lembaga yang elegant dan sangat simpati," lanjut Joko.

        Joko  yang merupakan anggota HKTI mulai dari era  Ketua Umum Siswono Yudohusodo, Prabowo Subianto, Oesman Sapta Odang hingga Moeldoko saat ini meminpin HKTI, merasa tersentuh rasa korsanya saat HKTI dituduh oleh pihak tak bertanggung jawab.

        "Hati-hati ICW, konsentrasi pada urusan-urusan korupsi yang banyak mangkrak tak tertangani. Jangan terjebak dengan kasus yang tidak jelas serta prematur," imbuhnya.

        "Kemungkinan sangat besar ada trik dan intrik politik yang memanfaatkan situasi pandemi untuk keuntungan politiknya. Allah akan memberlakukan azab yang berat pada oknum maupun lembaga yang tergoda melakukan kiat politik sesat disaat pandemi yang sedemikian seram dan mencekam," lanjut Joko.

        Menurut Joko, saat ini lepas dari segala kekurangan pemerintah dalam mengendalikan Covid-19, rakyat relatif masih setia mengamininya. "Karena memang mayoritas rakyat memiliki moral yang cukup mampu memahami bahwa pemerintah telah bekerja/berihtiar secara sangat serius serta mati-matian," jelas Joko.

        Dalam sepengetahuannya, HKTI memiliki AD/ART yang kuat menjaga anggota maupun pimpinannya untuk berjalan dalam rel hukum yang berlaku.

        "Sejarah mencatat, tidak ada Anggota atau Pimpinan HKTI yang tidak tombok disetiap kegiatan, boro-boro dapat uang," ungkapnya.

        Begitu pun dengan petani di Indonesia yang menurutnya sering mensubsidi negara. Moral petani Indonesia adalah salah satu yang terbaik dari semua pelaku pembangunan nasional.

        "Tapi jangan buat mereka marah, karena dituduh melakukan sesuatu yang tidak mereka lakukan, karena mereka memang tidak bisa melakukan secara teknis maupun moral," tegas Joko.

        "Untuk HKTI dan Bapak Moeldoko, saya mengharap jangan goyah sedikitpun untuk terus berkontribusi aktif dalam penanggulangan pandemi Covid-19 yang memang sangat berat dirasakan oleh dunia," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: