Diam-diam Pendiri Google Pindah ke Selandia Baru di Tengah Pandemi, Ada Apa?
Pendiri Google, Larry Page telah lama dikenal sebagai sosok yang misterius. Terlebih, usai sudah tak lagi aktif sebagai eksekutif Google. Setelah sebelumnya terungkap dia berada di Fiji selama pandemi, kini kabar terbaru ia telah menjadi warga negara Selandia Baru.
Pria 48 tahun ini memasuki Selandia Baru pada pertengahan Januari karena anaknya membutuhkan perawatan medis darurat. Ia datang dengan ambulans Kiwi Air dan tinggal di hotel daerah Auckland. Anaknya dirawat di rumah sakit Starship.
Padahal, pada Januari 2021, Selandia Baru tak menerima kedatangan warga negara asing. Bagaimana Page bisa memasuki negara tersebut?
Baca Juga: Lewat Chromebook, Google dan 6 Perusahaan Elektronik Dalam Negeri akan Buka Keran SDM
Ternyata diam-diam ia telah mengajukan visa sejak November 2020. Ia bahkan mengajukan visa khusus 'Investor Plus'. Visa khusus itu diberikan bagi orang-orang yang berinvestasi sebesar 10 juta dolar Selandia Baru, atau sekitar Rp100 miliar.
"Sehari setelah aplikasinya diterima, sebuah ambulans udara New Zealand lengkap dengan perawat (mengevakuasi) anak dan orang tuanya dari Fiji ke Selandia Baru," ujar Menteri Kesehatan Selandia Baru Andrew Little dalam keterangannya ke parlemen.
Page dan keluarganya dikabarkan mengikuti protokol kesehatan dengan isolasi mandiri di hotel sementara anaknya dirawat di rumah sakit. Sementara itu, kini Page dikabarkan sudah kembali ke Fiji.
Terkait investasi, kabarnya, investasi Page diberikan kepada Wisk Aviation, startup pesawat listrik otonom. Perusahaan yang berkantor pusat di AS ini juga memiliki kantor cabang di Selandia Baru, serta akan uji terbang di sana.
ForbesĀ mencatat, Page adalah orang terkaya ke-6 di dunia dengan kekayaan USD117 miliar (Rp1.681 triliun). Page resign sebagai CEO Alphabet yang merupakan induk dari Google pada tahun 2019. Kini, ia menjadi anggota dewan direksi dan pemegang saham kontrol perusahaan.
Banyak miliarder yang akhirnya memutuskan untuk pindah ke Selandia Baru lantaran dianggap sebagai tempat paling aman jika terjadi bencana dahsyat di Bumi. Ini karena negara ini memiliki populasi yang kecil yakni 'hanya' 5 juta jiwa, memiliki energi terbarukan, dan suplai air bersih dalam jumlah banyak.
Selandia Baru juga menjadi salah satu negara yang tidak begitu terdampak pandemi COVID-19. Sepanjang pandemi sejak Maret, Selandia Baru hanya mencatat 2.880 kasus COVID-19 hingga sekarang, kematian akibat pandemi juga tercatat 26 orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: