Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indika Energy Catat Kinerja Solid dengan Capaian Laba Inti US$ 55,8 Juta pada 6M 2021

        Indika Energy Catat Kinerja Solid dengan Capaian Laba Inti US$ 55,8 Juta pada 6M 2021 Kredit Foto: Indika Energy
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan energi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi PT Indika Energy Tbk. (Perseroan) merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2021 (6M 2021).

        Perseroan mencetak Laba Inti sebesar US$ 55,8 juta, meningkat signifikan dibandingkan US$ 6,5 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan juga mencatat hasil positif untuk Laba Bersih di 6M 2021 yaitu Laba Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk meningkat menjadi US$ 12,0 juta, dibandingkan Rugi Bersih sebesar US$ 21,9 juta pada periode 6M 2020.

        Baca Juga: Dukung Energi Bersih, Pembangkit Biogas Pasir Mandoge Perkuat Listrik Sumatera Utara

        Peningkatan kinerja anak-anak perusahaan, serta peningkatan permintaan dan perbaikan harga batubara mendongkrak kinerja Indika Energy secara keseluruhan. Lebih lanjut, Perseroan juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor non-batubara dan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen ESG Perseroan menuju netral karbon pada tahun 2050.

        Sepanjang 6M 2021, Indika Energy membukukan Pendapatan US$ 1.287,9 juta, atau meningkat 14,1% dari US$ 1.128,9 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 21,9% dari US$ 39,8 menjadi US$ 48,6 per ton pada 6M 2021. Kideco juga mencatat kenaikan volume penjualan batubara sebesar 8,5% dari 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton pada 6M 2021. Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 6,4 juta ton atau 35% diantaranya untuk pasar domestik, jauh melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batubara sebesar 25%.

        Sementara itu volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 11,7 juta ton dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Peningkatan pendapatan juga dikontribusikan oleh PT Petrosea Tbk. yang mencatat kenaikan 9,9% berkat meningkatnya kinerja di bidang kontrak pertambangan, demikian pula perusahaan tambang batubara PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 75,1% yang disebabkan kenaikan volume penjualan batubara dari 0,6 juta ton menjadi 0,9 juta ton pada 6M 2021. MUTU juga mencatat kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 30,4% dari US$ 63,1 menjadi US$ 82,3 per ton pada 6M 2021. Sementara itu perusahaan lainnya seperti perusahaan transportasi dan logistik laut PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), dan perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan Perseroan.

        Laba Kotor 6M 2021 Perseroan tercatat sebesar US$ 294,0 juta, atau meningkat 68,7% dibandingkan US$ 174,3 juta di 6M 2020. Marjin Laba Kotor Perseroan juga naik dari 15,4% menjadi 22,8% di 6M 2021 yang terutama disebabkan meningkatnya Marjin Laba Kotor Kideco dari sebelumnya 17,2% di 6M 2020 menjadi 27,4% di 6M 2021. Namun peningkatan tersebut sedikit tergerus oleh Kerugian Kotor Tripatra sebesar US$ 20,3 juta pada 6M 2021 karena adanya biaya tambahan yang dikeluarkan dalam proyek BP Tangguh.

        Turunnya Beban Penjualan, Umum dan Administrasi sebesar 2,8% dari US$ 76,7 juta menjadi US$ 74,6 juta pada 6M 2021 juga membawa dampak positif sehingga Laba Operasi melonjak 124,9% menjadi US$ 219,4 juta di periode 6M 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

        Sementara itu, Beban Keuangan Perseroan meningkat 15,9% dari US$ 47,6 juta menjadi US$ 55,2 juta pada 6M 2021 yang terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga atas obligasi baru dengan tingkat kupon yang lebih tinggi (rata-rata 7,2% pada 6M 2021 dibandingkan dengan rata-rata 6,2% pada 6M 2020) serta tambahan utang sebesar US$ 125 juta untuk mendanai investasi diversifikasi.

        Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Laba Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 12,0 juta di 6M 2021, dibandingkan dengan Rugi Bersih sebesar US$ 21,9 juta pada 6M 2020. Perseroan juga mencatatkan Laba Inti sebesar US$ 55,8 juta pada tahun 6M 2021, meningkat signifikan dibandingkan US$ 6,5 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

        Pada 6M 2021, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai US$ 756,6 juta. Realisasi biaya modal (capital expenditure) pada 6M 2021 adalah sebesar US$ 37,0 juta, dimana US$ 26,6 juta diantaranya digunakan untuk pemeliharaan dan penggantian aset Petrosea dan US$ 4,2 juta digunakan MBSS untuk pemeliharaan kapal.

        Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy, mengatakan sepanjang 6M 2021 Perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang solid dan mencapai target produksi batubara yang ditetapkan.

        Meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan batubara telah meningkatkan harga jual rata-rata batubara yang turut berperan dalam peningkatan Laba Bersih Perseroan.

        Azis melihat situasi ekonomi global akibat pandemi masih cukup menantang, sehingga memacu Perseroan untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha. “Sejak 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi di luar sektor inti kami di bidang energi dan pertambangan. Hal ini sejalan dengan tujuan eksistensi kami untuk memberi energi pada Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan.

        Investasi diversifikasi Indika Energy kini meliputi tambang emas, teknologi digital, energi baru dan terbarukan, kendaraan motor listrik, juga solusi berbasis alam atau nature-based solutions. Indika Energy menargetkan 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan saat ini kami terus mengembangkan portofolio diversifikasi kami,” tuturnya.

        Azis menambahkan, saat ini pemulihan kesehatan merupakan aspek utama dalam keseluruhan proses pemulihan ekonomi nasional. “Untuk Indonesia yang lebih sehat, butuh gotong-royong dari setiap elemen masyarakat. Sejak awal pandemi, Indika Energy terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat,” jelasnya.

        Sejak awal pandemi, Indika Energy Group telah melakukan berbagai upaya untuk membantu penanganan pandemi, seperti membangun fasilitas pengetesan PCR dan pusat isolasi sementara, mendukung Program Vaksinasi Gotong-Royong di seluruh wilayah operasional dengan total lebih dari 21.000 karyawan dan keluarga yang telah didaftarkan.

        Pada pertengahan Juli lalu, Indika Energy Group juga turut membangun Rumah Oksigen Indonesia dan menginisiasi program Oksigen Untuk Negeri melalui bantuan tahap awal yaitu 8.000 silinder Oksigen. Sepanjang periode Januari hingga Juli 2021, Indika Energy Group telah mendonasikan Rp 50 miliar terkait penanganan pandemi melalui berbagai inisiatif kesehatan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: