- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Meski Pandemi Belum Usai, Namun SMKL Optimis Kinerja Bakal Tumbuh Hingga 20%
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini di Indonesia secara umum berdampak terhadap terhambatnya kegiatan operasional hampir seluruh perusahaan, tak terkecuali PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL). Sehingga Pemerintah sampai saat ini masih memandang pentingnya pemberlakuan Perpanjangan PPKM.
Pemberlakuan dan perpanjangan PPKM sampai dengan Level 4, menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat menurun tajam dan pertumbuhan ekonomi anjlok. PPKM pun terus diperpanjang dan berdampak pada melambatnya kegiatan operasional Perseroan dan proses produksi. Di sisi lain, para pelanggan juga menghadapi masalah yang sama bahkan sebagian pelanggan menutup kegiatan usaha mereka.
Namun masalah dan hambatan yang terjadi tersebut, melalui kerja keras manajemen, sepanjang Januari-Juni 2021, penjualan PT Satyamitra Kemas Lestari (SKL) mencapai Rp966,7 miliar naik jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp832,5 miliar.
Baca Juga: Kipas-kipas Duit! Dana Ventura Milik Telkom Berhasil Raih Pendanaan Senilai US$40 juta
Direktur PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk Herryanto Setiono Hidayat mengungkapkan bahwa laba sebelum pajak Perseroan mengalami lonjakan tajam menjadi Rp.53,6 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2021, dibandingkan Rp20,1 miliar yang diperoleh pada periode yang sama tahun 2020. Terdapat kenaikan sebesar 166,21%.
“Perseroan memperkirakan penjualan pada Semester II-2021 akan naik menjadi Rp1,1 triliun dari Rp 966,7 miliar. Sehingga penjualan selama tahun 2021 diproyeksikan akan mencapai Rp2,07 triliun,” ujar Herry dalam konferensi pers yang digelar secata virtual, Kamis (12/8/2021).
Ia menuturkan bahwa pandemi Covid-19 telah merubah strategi bisnis dunia usaha pada tahun 2021, dari yang sebelumnya berfokus pada pertumbuhan usaha menjadi bagaimana bisa bertahan di tengah situasi perekonomian yang masih belum stabil.
“Hal itu juga dilakukan oleh PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk di tahun ini, meski Perseroan tetap mencanangkan pertumbuhan sekitar 15% hingga 20% tahun ini,” tambahnya.
Adapun, beberapa strategi baru yang diterapkan Perseroan untuk mempertahankan kinerja seperti yang pertama memaksimalkan apa yang sudah dimiliki dengan melakukan perbaikan-perbaikan sehingga efisiensi dapat terus dilakukan secara terus menerus.
Kedua, perusahaan akan melakukan inovasi baru baik dalam proses produksi maupun memperluas pasar dengan menambah pelanggan-pelanggan baru. Ketiga, perseroan tengan mempersiapkan rencana pengembangan/perluasan untuk menambah pabrik baru di Jawa Tengah,” ucapnya.
Lebih lanjut Herry menyebutkan bila perseroan juga telah mencanangkan ekspansi usaha hingga tahun 2025 melalui pembangunan pabrik corrugated carton box untuk mencapai target produksi sebesar 5.500 ton. Pembangunan pabrik akan menempati areal seluas 25 hektar berlokasi di Batang Jawa Tengah.
“Pembangunan untuk tahap pertama akan dimulai tahun 2022 hingga tahun 2023 dengan membangun 2 line produksi untuk memenuhi target produksi sebesar 4.500 ton. Sedangkan tahap dua akan dimulai Tahun 2025 dengan 1 line produksi untuk memenuhi target produksi sebesar 5.500 ton,” tambahnya.
Selain pencangan berbagai strategi dan ekspansi usaha untuk mendukung keberlanjutan pertumbuhan kinerja perseroan di masa mendatang, kegiatan usaha perseroan juga dikuatkan dengan dukungan pemerintah terhadap kebijakan yang menetapkan empat sektor industri sebagai prioritas bagi revolusi Industri 4.0, dimana keempat sektor tersebut sebagai sektor potensial yang selama ini menjadi pasar bagi produk Perseroan. Keempat sektor itu adalah sektor makanan dan minuman (mamin), sektor tekstil dan busana, sektor otomotif dan sektor biokimia serta sektor elektronik).
“Pertumbuhan kelas menengah di tahun-tahun mendatang juga akan menjadi dukungan untuk memperkuat pasar bagi industri kemasan yang saat ini menjadi produk utama perseroan. Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat (consumer goods) dan produk ritel,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: