Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dianggap Tak Ada Standarisasi Pemantauan Isoman, Satgas Covid-19 Berikan Penjelasan

        Dianggap Tak Ada Standarisasi Pemantauan Isoman, Satgas Covid-19 Berikan Penjelasan Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam diskusi Penyuluhan Protokol Kesehatan kepada Pemuda Lintas Komunitas Bengkulu, seorang partisipan menuding pemantauan isolasi mandiri tak akan bisa optimal lantaran tidak ada standarisasi terkait pelaksanaan isoman. Akan tetapi, Satgas Covid-19 membantah tudingan tersebut.

        "Kalau dibilang tidak ada standarisasi mungkin itu kurang tepat. Karena pada dasarnya, dalam melakukan pemantauan itu ada dua hal yang penting. Pertama, pemantauan terhadap gejala-gejala yang dialami. Kedua, kepatuhan mereka dalam menjalani isolasi ataupun karantina selama waktu yang sudah ditetapkan," jelas Anggota Sub Bidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan STPC 19, Ajeng Tias Endarti, Jumat (13/8/2021).

        Baca Juga: Satgas Covid-19: Wanita Hamil dan Ibu Menyusui Bisa Divaksin

        Ajeng menjelaskan, pemantauan dilakukan setiap hari sampai karantina atau isolasi dinyatakan selesai dan semuanya tercatat dalam aplikasi Silacak. Para tenaga tracer akan memantau kontak erat atau suspek dengan mengikuti perkembangan kesehatan orang yang bersangkutan.

        "Misal diketahui pada hari ke-5 dia muncul gejala, maka pada saat itu tenaga tracer akan langsung berkomunikasi dengan tenaga puskesmas untuk memberikan tindak lanjut," imbuhnya.

        Tindakan yang diberikan tracer dimulai dari pemberian obat atas gejala yang dialami, kemudian dilakukan tes untuk mengonfirmasi apakah suspek positif atau negatif. "Karena menjadi suatu kewajiban saat seseorang kontak erat dan mengalami gejala, dia bukan kontak erat lagi, tapi suspek. Nah, suspek itu harus segera dikonfirmasi kondisinya dengan testing," papar Ajeng.

        Tindakan selanjutnya akan mempertimbangkan hasil dari tes yang telah dilakukan. Apabila positif, yang bersangkutan disarankan untuk isolasi. Sementara bila hasil negatif, orang tersebut bisa kembali melanjutkan aktivitas sehari-hari.

        "Jadi itu ada standar yang semua tenaga tracer, baik itu yang dari BNPB atau puskesmas, sudah memahami hal tersebut," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: