Baliho Puan Maharani terpajang di mana-mana. Salah satu tagline yang cukup banyak dipasang adalah Kepak Sayap Kebhinnekaan dengan foto Puan yang cukup besar nyaris memenuhi setengah space baliho.
Entah ada hubungan atau tidak dengan baliho masifnya Puan dengan tagline Kepak Sayap Kebhinnekaan, Ganjar Pranowo lewat pidato HUT RI di RSDC Donohudan Boyolali menyuarakan kalimat yang mirip-mirip.
Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Dianggap Paling Wakili Suara Rakyat
"Garuda kita harus terbang, mengepakkan sayap kejayaan," kata Ganjar berapi-api di hadapan peserta upacara yang sebagian besar pasien Covid-19.
Ya. Kepak sayap kejayaan. Mirip-mirip dengan kepak sayap kebhinnekaan. Namun, lepas dari itu, dalam pidatonya saat upacara kemerdekaan RI ke-76 di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Donohudan, Selasa, 17 Agustus 2021, Ganjar mengajak semua kalangan agar pandemi benar-benar jadi kaca benggala yang sempurna untuk menilai diri sendiri. Covid-19 benar-benar menampar kesadaran bahwa perjuangan harus terus dilakukan demi cita-cita kemandirian.
"Covid-19 ini mengajarkan pada kita semua bahwa kita belum berdaulat dan belum mandiri dalam beberapa hal, salah satunya kesehatan. Percuma selama ini Indonesia menyebut diri sebagai bangsa besar, kalau ternyata riset saja masih lemah. Percuma kita membanggakan diri sebagai bangsa adiluhung, kalau laboratoriumnya masih jadul, tidak bisa diadu dikancah dunia," ungkapnya.
Ia mengajak untuk gotong royong menyiapkan segala hal, meningkatkan riset ilmu pengetahuan, perbanyak laboratorium dan meningkatkan kelasnya.
"Apa kita tidak ingin bisa bikin obat-obatan sendiri, menciptakan vaksin, reagen, dan alat kesehatan sendiri? Masak untuk mencukupi kebutuhan masker saja kita harus impor? Apa kita tidak malu?" katanya lantang.
Tak sektor kesehatan saja, lanjutnya, sektor pertanian dan pangan, sektor kemaritiman, energi, sampai teknologi juga harus berdaulat dan mandiri.
"Kita mestinya jadi lumbung pangan dunia, bukan sebagai penerima bantuan pangan. Kita ini mestinya jadi raja di lautan, bukan tempat pelarian apalagi ladang pencurian. Juga demikian untuk sektor energi dan teknologi. Semua nikmat yang tercurah di negeri ini, saya haqqul yakin, bisa jadi kendaraan untuk mewujudkan kedaulatan dan kemandirian di segala bidang," katanya.
Momentum perayaan kemerdekaan saat ini, tambahnya, harus menjadikan bangsa ini melakukan evaluasi sehingga jika cobaan semacam ini datang di kemudian hari, Indonesia akan lebih siap.
"Jangan sampai 10-20 tahun mendatang, misalnya terjadi pandemi lagi, kita masih sama seperti ini, terperosok dan terseok-seok seperti ini. Hanya keledai lah yang akan jatuh ke lubang yang sama. Kita menolak jadi bangsa keledai. Kita bangsa Indonesia, Garuda lambang negaranya. Garuda kita harus terbang, mengepakkan sayap menuju kejayaan," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: