Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Verifikasi Digital Blockchain Jadi Lebih Mudah, Australia dan Singapura Selesai Uji Coba

        Verifikasi Digital Blockchain Jadi Lebih Mudah, Australia dan Singapura Selesai Uji Coba Kredit Foto: Unsplash/Launchpresso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Australian Border Force (ABF), Infocomm Media Development Authority of Singapore (IMDA), dan Singapore Customs, bersama dengan perwakilan industri lainnya, telah menyelesaikan proyek uji coba blockchain yang menganalisis status sistem verifikasi digital negara-negara tersebut dalam menerbitkan dan memverifikasi dokumen perdagangan.

        Usaha kolaboratif ini merupakan bagian dari Perjanjian Ekonomi Digital antara Australia dan Singapura. Sebuah teknologi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi perdagangan antara kedua negara, serta meminimalkan gesekan ekonomi dalam pembayaran lintas batas.

        Baca Juga: Pemerintah Australia: Waspadai Bisnis Kripto Ilegal, Minta Warga Investasi Melalui Lembaga Keuangan

        Interoperabilitas dari dua sistem verifikasi digital, Intergovernmental Ledger ABF dan implementasi referensi TradeTrust IMDA, melakukan analisis untuk memahami kemungkinan menciptakan dokumen perdagangan digital berintegritas tinggi yang dapat langsung diautentikasi, dilacak asalnya, dan diproses secara digital.

        "Kode QR yang disematkan dengan bukti unik dimasukkan ke dalam sertifikat asal digital (COO), memungkinkan verifikasi langsung untuk keaslian dan integritas dokumen saat dipindai atau dibaca mesin," menurut rilis resmi.

        Organisasi terkemuka dari industri, yang termasuk Kamar Dagang dan Industri Australia dan Grup Industri Australia, serta entitas keuangan seperti ANZ Bank, DBS Bank, dan Standard Chartered yang berperan dalam uji coba, menyatakan manfaat dari peningkatan efisiensi biaya dan waktu melalui penggunaan COO yang dapat diverifikasi.

        Ketika uji coba diumumkan kembali pada November 2020, diharapkan bahwa digitalisasi COO akan memelopori transisi dari ketergantungan pada dokumentasi berbasis kertas, sebuah media yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga memperlambat rantai pasokan. Hal ini karena bisnis sering menunda persetujuan hingga dokumen hard-copy dikirimkan oleh kurir.

        Pada uji coba hasil yang menjanjikan, komisaris ABF Michael Outram mencatat, "Verifikasi digital dan dokumen yang dapat diverifikasi menunjukkan janji sebagai 'pemutus arus' untuk mengganggu bukti berbasis kertas yang diperlukan oleh pihak berwenang."

        Himanshu Maggo dari Standard Chartered Bank juga mengatakan, "Otentikasi instan COO digital adalah langkah yang berarti untuk membangun ekosistem perdagangan terpercaya di mana verifikasi asal barang dilakukan dengan sangat efisien."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: