Budayawan Mohamad Sobary menanggapi pernyataan Jusuf Kalla atau JK mengenai wajah baru Taliban. Dia mempertanyakan konteks pernyataan Jusuf Kalla (JK) soal Taliban saat ini bukan lagi Taliban yang dulu.
Mohamad Sobary mengatakan, apakah pernyataan Jusuf Kalla atau JK tentang Taliban wajah baru sebuah harapan keamanan atau pernyataan politik.
Menurut Sobary, kalau pernyataan JK mengenai Taliban ini ialah harapan terbentuknya suatu keamanan tingkat dunia maka dia berada di hati mayoritas masyarakat dunia.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sulit Percaya Taliban Cepat Kuasai Kabul
"Tapi kalau itu pernyataan politik, dia ingin menidurkan musuh-musuh Taliban. Supaya masyarakat dunia tertidur dan Taliban sendiri yang gerayahan kesana kemari," kata Sobary dikutip dari YouTube Total Politik.
Menurut Sobary pernyataan JK mengenai Taliban wajah baru ini relevan dilihat dari kepentingan JK itu sendiri.
"Pak JK ini kan orang yang sedang konflik di dalam negeri ini. sedang memerangi pemerintah karena kepentingan-kepentignan bisnisnya tidak diakomodir," kata Sobary.
Menurut dia kejengkelan Jusuf Kalla terhadap pemerintah sudah terjadi sejak lima tahun lalu. Namun Sobary tidak membeberkan apa yang membuat JK jengkel terhadap pemerintah.
"Karena itu dia tidak punya cara lain kecuali mem back up orang-orang yang memiliki mentalitas Taliban di Indonesia. Itu kawan-kawannya dia," tegas Sobary.
Bagi JK, kata Sobary sikap lembut seperti Muhammadiyah dan civilization orang NU tidak terlalu penting jika tidak memenuhi kebutuhan politiknya.
"Dia sudah rugi sangat banyak selama ini dan dia akan merebut dengan cara menempatkan pion yang bisa distir kesana kemari sesuai kepentingan dia," tuturnya.
"Pion itu memenuhi syarat lahir di Yogya, besar di Yogya, sekolah di Amerika dengan bangga darah Arab. Tapi ya kira-kira Taliban lah," tambah Sobary. Diduga pion yang dimaksud Sobary adalah Anies Baswedan.
Sobary mengatakan JK itu sosoknya sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan.
"Keras itu orang itu. Mentalitas Taliban banget orang itu. JK itu mentalitas Talibannya lebih dulu lahir sebelum Taliban lahir," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: