Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kawasan Pasifik Sempat Memanas, Akademisi: Posisi Indonesia Semakin Membaik

        Kawasan Pasifik Sempat Memanas, Akademisi: Posisi Indonesia Semakin Membaik Kredit Foto: VOA
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menurut Rektor IPB University, Prof Arif Satria, posisi Indonesia di antara negara-negara di Kawasan Pasifik semakin membaik. Hal ini disampaikannya dalam webinar Prioritas Indonesia di Kawasan Pasifik yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington, IPB University dan Universitas Bina Nusantara, Kamis (26/8).

        “Suksesnya kegiatan Pacific Exposition, pameran dagang, investasi dan pariwisata untuk negara-negara di Pasifik yang berlangsung pada 2019 di Selandia Baru, akan semakin meningkatkan peran Indonesia di Pasifik. Isu penting yang dapat dibahas di dunia global termasuk di Kawasan Pasifik adalah climate change, kependudukan, teknologi dan juga pandemi Covid-19 yang sedang terjadi,” imbuhnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

        Baca Juga: Hasil Studi Terbaru Cisco dan BCG: Seluruh Organisasi Asia Pasifik Beralih ke Inovasi Cloud

        Menurutnya, Kawasan Pasifik ini adalah kawasan yang sangat strategis. Ini menjadi kesempatan Indonesia untuk bisa terus berperan di Kawasan Pasifik.

        Peran yang telah dilakukan Indonesia (dengan keterlibatan para saintis IPB University) adalah terkait pengelolaan manajemen sumberdaya di bidang perikanan dan kelautan agar bisa lebih berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah pengembangan perikanan dan kelautan yang bekerja sama dengan Solomon, Papua Nugini, Filipina.

        Selain itu beberapa kesepakatan yang dilakukan Indonesia dan negara Kawasan Pasifik lainnya di  mana saintis IPB University  turut berperan aktif  adalah The Western and Central Pacific Fisheries Convention (WCPFC), Commission for The Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), Coral Triangle Initiative. Kerja  sama ini terkait sustainability bioresources di bidang kelautan.

        “Persoalan sustainability seperti penanganan pencemaran harus dilakukan bersama. Karena jika laut di satu titik rusak maka bagian yang lain pun bisa ikut rusak.Contohnya adalah penyu. Penyu yang ada di Sulawesi ternyata punya pola migrasi menarik di wilayah Pasifik. Salah satunya ke Papua Nugini. Sehingga penyu-penyu yang ada di sana adalah penyu Trans Pasific. Sebagian mereka bermigrasi ke Amerika, sebagian transit di negara-negara Pasifik. Ini bisa menjadi isu kritis karena tidak bisa hanya perlu konservasi di Indonesia tapi juga perlu konservasi di Asia Pasifik,” ujarnya.

        Selain itu, isu lainnya adalah climate change. Pulau-pulau kecil di daerah-daerah yang rentan, termasuk Indonesia, penting untuk terus berkonsolidasi untuk keberlangsungan keberadaan pulau tersebut.

        Sementara itu, Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyampaikan bahwa pergerakan Indonesia di Kawasan Pasifik masih luput dari pemberitaan dan masih kurang dirasakan. Sehingga berpengaruh terhadap skala kepentingan luar negeri Indonesia.  

        “Padahal Pasifik ini adalah wilayah yang diperebutkan oleh banyak negara, terutama negara maju. Secara modalitas kita ini lebih bisa diterima di Pasifik,” ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: