Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengerin nih! Mayoritas Tolak Wacana Presiden 3 Periode

        Dengerin nih! Mayoritas Tolak Wacana Presiden 3 Periode Kredit Foto: Instagram/Joko Widodo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hasil survei Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) menyatakan, mayoritas publik menolak wacana presiden tiga periode.

        Dalam hasil survei survei berkala terkait isu politik terkini termin ketiga yang diterbitkan selama masa pandemi Covid-19 ini disebutkan, mayoritas responden menolak wacana penambahan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden.

        "Sebanyak 58,25 persen responden menyatakan tidak setuju dengan penambahan periode masa jabatan Presiden," kata Direktur Eksekutif CISA Herry Mendrofa dalam rilis surveinya, Sabtu (4/9/2021). Baca Juga: Jokowi Berkali-kali Bilang Tidak, Wacana Presiden 3 Periode Sulit Hilang seperti Corona

        Meski demikian, ada 28,83 persen responden menyatakan setuju dengan wacana ini. Selanjutnya, responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 8,25 persen, tidak tahu/tidak melenjawab 2,58 persen dan sangat tidak setuju terdapat 2,09 persen.

        Dijelaskannya, salah satu faktor yang membuat responden banyak menolak ialah karena alasan konstitusi. Lebih jauh, Herry merincikan mayoritas masyarakat juga menolak perpanjangan masa jabatan presiden hingga 2027 terhadap Joko Widodo (Jokowi).

        Dipaparkanya, 60,08 persen responden tidak setuju dengan wacana penambahan waktu kepemimpinan Jokowi. Hanya 25,45 persen responden yang setuju dan 2,75 persen yang sangat setuju. Sementara yang sangat tidak setuju 8,42 persen dan tidak tahu/tidak menjabat 2,33 persen. Baca Juga: Omongan Orang MUI Keras Banget, Presiden Jokowi 2 Periode Aja, Banyak yang Muak!

        Survei CISA menyasar pada 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei diklaim dilakukan secara proporsional. Ia menggunakan teknik pengambilan sampel secara random atau acak. Sementara margin of error mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. [FAQ]

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: