Jokowi Berkali-kali Bilang Tidak, Wacana Presiden 3 Periode Sulit Hilang seperti Corona
Seperti virus Corona, wacana perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode sulit banget dihilangkan. Sudah berkali-kali Presiden Jokowi bilang tidak, tetap saja wacana tiga periode tidak juga berlalu. Saat wacana amandemen konstitusi menguat, usulan itu hidup kembali.
Wacana perpanjangan masa jabatan presiden sudah muncul sejak Oktober 2019. Wacana tersebut muncul setelah bergulir usulan amandemen UUD 1945 yang ingin kembali memasukkan GBHN. Namun wacana amandemen itu bergerak liar ke isu perpanjangan masa jabatan presiden.
Pada akhir 2019, Jokowi akhirnya buka suara untuk meredam isu yang makin liar ini. Saat itu, Jokowi menegaskan menolak untuk dijerumuskan. Kata dia, orang yang ngomong masa jabatan presiden tiga periode, ada 3 kategori. Yakni, ingin menampar mukanya, ingin mencari muka dan ingin menjerumuskan.
Baca Juga: Dalih Pandemi Covid-19, Relawan Jokowi Rongrong Jabatan Presiden Ditambah 2 atau 3 Tahun
Namun, penolakan Jokowi tak membuat wacana itu langsung hilang. Justru itu rame lagi, setelah M. Qadari membentuk relawan Jokowi-Prabowo untuk Pilpres 2024. Alasan Qadari, dengan menyandingkan Jokowi dan Prabowo maju di Pilpres 2024, perpecahan sesama anak bangsa bakal bisa teredam. Sayangnya, sejak deklarasi di akhir tahun lalu, gerakan yang dimotori Qadari belum terdengar lagi.
Di bulan Agustus, bulan kemerdekaan bagi Indonesia, wacana ini semarak lagi. Apalagi, setelah Ketua MPR, Bambang Soesatyo kembali memastikan kalau lembaga yang dipimpinnya segera melakukan amandemen.
Sayangnya, di tengah polemik perlu atau tidaknya amandemen, justru wacana penambahan masa jabatan presiden muncul lagi. Isu yang dilemparkan macam-macam. Ada yang mengusulkan jabatan presiden 3 periode, ada juga yang melemparkan gagasan agar masa jabatan presiden diperpanjang 2 atau 3 tahun.
Usulan perpanjangan masa jabatan presiden ini dilontarkan Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer (Noel). Pendukung Jokowi di Pilpres 2019 lalu itu mengaku, punya alasan kuat kenapa jabatan presiden perlu diperpanjang 2 sampai 3 tahun. Salah satunya, pandemi Corona yang tidak jelas kapan bakal berakhir.
“Jadi durasi jabatan presiden ditambah selama 2-3 tahun bisa jadi solusi. Ini beda dengan wacana presiden tiga periode yang harus via pemilu. Sementara dana pemilu bisa digunakan dulu untuk stimulan ekonomi dan sosial,” kata Noel, kepada wartawan, kemarin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: