Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kelakuan Anak Buah Jokowi, Mau Renovasi Ruang Menteri Capai Rp5 Miliar, Nggak Punya Empati!

        Kelakuan Anak Buah Jokowi, Mau Renovasi Ruang Menteri Capai Rp5 Miliar, Nggak Punya Empati! Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kabar adanya kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi yang ingin merenovasi renovasi ruang kerja Menteri Nadiem Makarim memantik beragam respon dari para pengamat dan warganet di media sosial.

        Salah satunya cendekiawan muslim, Azyumardi Azra yang menyebut Nadiem tidak memiliki sense of crisis. Menurutnya, menteri pendidikan dan kebudayaan seharusnya memiliki empati dan membantu anak didik yang saat ini tengah kesulitan.

        Baca Juga: Disinggung Nadiem soal Sekolah Tatap Muka yang Belum Dimulai, Gubernur Lampung Panas

        "Seharusnya Menteri yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan menunjukkan perilaku ber-kebudayaan, yaitu 'sense of crisis' dan sikap empati untuk membantu anak didik yang terkapar," ujar dia melalui akun Twitternya, @Prof_Azyumardi pada Kamis (9/9/2021) kemarin.

        Terlebih, saat ini tidak sedikit sektor pendidikan yang sulit bangkit dan menjalankan kembali sekolah secara formal karena pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

        Dengan alasan itu, seharusnya menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi, Nadiem Makarim bisa lebih peka dan empati melihat fenomena di lapangan dan memilih untuk menolak usulan itu.

        "Menolak menggunakan anggaran untuk hal tidak urgen," sambung dia.

        Untuk diketahui, sebelumnya beredar kabar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi bakal merenovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.

        Sejumlah warganet juga mengkritik kebijakan yang dianggap tidak urgent tersebut.

        "Seharusnya inget pelajaran ekonomi, skala prioritas. Apakah renovasi ruang kerja itu kebutuhan primer, sekunder atau tersier," tulis Suaynilam.

        "Gak jelas kemarin dana BOS min 60 siswa yg kota gak masalah lah yg diplosok harus nyari sekolah puluhan kilo untuk dapat sekolah ini malah mau buat gedung haha," tulis Rizal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: