Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Luhut Pandjaitan Bilang Terkendala, Tapi Bisa Terkendali

        Luhut Pandjaitan Bilang Terkendala, Tapi Bisa Terkendali Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi -

        Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui masih ada sejumlah kendala dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air seperti soal tracing atau pelacakan kontak erat.

        Saat ini, rasionya masih belum mencapai target. Namun, secara keseluruhan, penanganan corona bisa terkendali.

        Baca Juga: Opung Luhut Bawa Kabar Bahagia, Tapi Pakai Embel-embel China

        Luhut menerangkan, sebetulnya ada kenaikan signifikan rasio tracing kontak erat dari 3,37 di awal Agustus 2021 menjadi 7,89 per 5 September 2021. Namun, di beberapa daerah, rasio kontak eratnya masih di bawah 5. Inilah yang kemudian menghambat daerah tersebut turun level.

        "Ini penting sekali. Kami berharap bisa sampai rata-rata (tracing) 10 kontak erat pada waktu dua hingga tiga minggu ke depan," kata Luhut.

        Selain itu, pihaknya menemukan banyak pelanggaran aturan PPKM di lapangan. Seperti akhir pekan kemarin, banyak warga yang menyerbu tempat wisata dan adanya kerumunan di Holywings, Kemang.

        Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus turun. Saat ini, yang terisi hanya 20 persen.

        Capaian ini, menjadi bukti bahwa Corona di Tanah Air mulai bisa dikendalikan. Bahkan, Luhut mengklaim, kemampuan Indonesia mengendalikan Corona saat ini lebih bagus dari sejumlah negara tetangga.

        "Tadi saya baru terima lagi, dari luar angka absolut, penanganan Covid-19 kita lebih bagus dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Taiwan," ucapnya, bangga.

        Saat ini, negara-negara yang disebut Luhut itu sedang mengalami kenaikan kasus. Singapura misalnya. Dari sebelumnya landai, rata-rata hanya dua digit kasus, kini naik. Kemarin, ditemukan 328 kasus baru. Padahal, cakupan vaksinasi negeri Singa itu sudah 81 persen untuk dosis pertama dan 79 persen untuk dosis kedua.

        Malaysia juga masih pontang-panting, dengan penambahan 18.547 kasus baru. Lalu, Thailand dengan 13.821 kasus. Vietnam, yang sebelumnya digadang-gadang sebagai negara paling sukses menangani Covid-19, kini harus menghadapi lonjakan cukup tinggi. Yakni 12.481 kasus, per 6 September.

        Di hari yang sama, kasus Covid-19 Korea Selatan juga belum menunjukkan penurunan signifikan. Masih di angka 1.596 kasus.

        Baca Juga: Sesumbar RI Tangani Covid-19 Lebih Baik dari Singapura, Luhut Dikritik Habis-habisan

        Apakah penanganan Corona Indonesia lebih baik dari Singapura, Vietnam, Korsel? Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, Indonesia tak bisa disejajarkan dengan negara-negara tersebut.

        Selain wilayah kita lebih besar, juga merupakan negara kepulauan. Banyak pulau-pulau kecil dan terluar dengan kompleksitas masalah dan karakter penanganan yang berbeda.

        "Kalau ada klaim begitu, ya sah-sah saja. Tapi, enggak bisa. Jika bicara 3T misalnya, itu kita kalah. Kita adalah yang paling rendah di ASEAN dalam hal testing. Kematian kita juga masih tinggi," kata Dicky.

        Baca Juga: Sesumbar RI Tangani Covid-19 Lebih Baik dari Singapura, Luhut Dikritik Habis-habisan

        Meski begitu, dia memandang, klaim Luhut juga memiliki sisi positif. "Klaim Pak Luhut ini boleh untuk membangkitkan optimisme," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: