Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hai Jangan Sembarangan ya Tuduh-Tuduh Jokowi Dalang Penggulingan Dinasti Cikeas, Ini Fitnah!

        Hai Jangan Sembarangan ya Tuduh-Tuduh Jokowi Dalang Penggulingan Dinasti Cikeas, Ini Fitnah! Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Saiful Huda Ems menepis tudingan aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Nicho Silalahi yang mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi dalang dari pergerakan politik Moeldoko jadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB Sibolangit.

        Ia mengingatkan agar Nicho tidak sembarangan menuduh, karena tuduhan tersebut tak berdasar dan bisa menjurus pada tindak pidana. Baca Juga: Jokowi Disenggol, Pasukannya Beraksi! Isi Otak Rizal Ramli Cuma Septic Tank, Pantes Dipecat...

        "Tuduhan Nicho soal Presiden Jokowi menjadi dalang tindak tanduk KSP Moeldoko khususnya yang berkaitan dengan penggulingan Dinasti Cikeas di Partai Demokrat melalui KLB dan lain-lainnya juga salah kaprah, dan bisa menjurus pada tindak pidana, yakni fitnah dan pencemaran nama baik, tidak hanya pada pribadi Presiden Jokowi melainkan juga pada KSP Moeldoko," ujar Saiful dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/9/21).

        Baca Juga: Kubu AHY Satroni Acara Demokrat Moeldoko Cs, Mantan Jubir PSI: Apa Gak Malu, Gunakan Cara Kampungan?

        "Nicho bahkan memprovokasi loyalis SBY untuk melawan langsung pada Presiden Jokowi dan mengatakan Moeldoko jadi Ketum Partai Demokrat hanya didukung oleh satu orang, yakni Presiden Jokowi," lanjutnya.

        Menurut Saiful, masalah dualisme Partai Demokrat bukanlah masalah pribadi Moeldoko, apalagi masalah pribadi Presiden Jokowi yang berhasil membalik Indonesia dari wajahnya yang suram, penuh proyek mangkrak berhantu peninggalan Raja Dinasti Cikeas SBY, menjadi Indonesia yang berjaya dan bersinar terang hingga sampai ke pelosok-pelosok Papua, sampai-sampai Putra Cendana sempat gusar dan nyaleg namun kalah di Dapil sana.

        "Namun yang benar itu, masalah dualisme Partai Demokrat adalah masalah pribadi Raja Dinasti Cikeas yang mau berkuasa tanpa batas, dengan melanggar konstitusi dan melanggar UU Partai Politik, hingga para pendiri partainya "gerah" lalu bersama ribuan kader Partai Demokrat lainnya melakukan aksi penggulingan kepemimpinan Putra Mahkota Dinasti Cikeas, yakni AHY melalui KLB Partai Demokrat di Sibolangit Deli Serdang 5 Maret 2021 lalu," ungkapnya.

        "Mereka kemudian mendemisionerkan kepengurusan DPP Partai Demokrat pimpinan AHY dan mengembalikan status keanggotaan para pendiri dan kader Partai Demokrat, seperti H. Marzuki Ali, Johni Allen Marbun, HM. Darmizal, Max Sopacua dll," tambah Saiful.

        Ia juga mengungkapkan bahwa kepala KSP tersebut sebelumnya tidak tau masalah apa-apa terhadap persoalan internal Partai Demokrat ini, Moeldoko saat itu hanya diajak kumpul ngopi-ngopi oleh para pendiri Partai Demokrat yang datang padanya.

        "Namun setelah beliau disebut-sebut oleh SBY dan AHY yang dituduhnya mau mengkudeta kepemimpinan AHY, naluri pertahanan dan perlawanan Mantan Panglima TNI yang gagah, tegas dan pemberani itu muncul," tegasnya.

        Lanjut Saiful, pihak Cikeas tidak juga mengakhiri tuduhan dan provokasinya, hingga pada akhirnya Moeldoko bersedia menerima tawaran para pendiri dan peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat untuk memilihnya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

        "Sekaligus membekuk kesombongan dan keangkuhan pelarian Mayor AHY yang memimpin Partai Demokrat yang diremote oleh bapaknya, mantan Jenderal Peragu, galau dan pencipta banyak lagu-lagu bapernya. Terang sekali bukan, pokok persoalannya?" pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: