Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Saja Sih Tren Percakapan di Twitter Tiga Tahun Belakang? Berikut Analisis TwitterTrends

        Apa Saja Sih Tren Percakapan di Twitter Tiga Tahun Belakang? Berikut Analisis TwitterTrends Kredit Foto: Unsplash/MORAN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        TwitterTrends Indonesia kembali memaparkan tren-tren yang membentuk suatu percakapan di komunitas dalam kurun waktu tiga tahun belakang. Dalam laporan ini juga memberikan insight tentang apa yang orang pikirkan, yang penting bagi mereka, dan bagaimana brand dapat berpartisipasi dalam percakapan agar tetap relevan bagi audiens mereka di Twitter.

        Laporan ini mencatat enam tren yang mendominasi percakapan di Indonesia, yaitu Wellbeing, Creator Culture, Everyday Wonder, One Planet, Tech Life, dan My Identity. Temuan ini dapat menjadi insight penting bagi brand untuk terhubung dengan audiens dan menjadikannya tetap top of mind.

        Baca Juga: Jutaan Percakapan di Twitter Bentuk Trend Baru, Bisa Jadi Acuan Brand Terhubung dengan Audiens

        Berikut ini adalah enam tren percakapan Twitter di Indonesia berdasarkan analisis percakapan tiga tahun terakhir:

        1. Well-being

        Orang Indonesia mendefinisikan kembali arti kesejahteraan, mulai dari menjaga kesehatan mental hingga memprioritaskan perawatan diri. Pertumbuhan percakapan seputar well-being mencapai (+17%) di Twitter.

        Topik ini terus berkembang, dan tidak terbatas pada kesehatan atau menjaga kesehatan saja. Sub-pilar teratas yang muncul dari percakapan well-being adalah Embracing Self-Care (+23%) dan Mental Health Matters (+17%). Seiring dengan meningkatnya percakapan, orang Indonesia mencari dukungan, kepastian, saran dari anggota komunitas, serta saling menemukan kekuatan dengan berbagi pengalaman.

        Insight bagi brand–Brand dapat pertimbangkan bagaimana caranya menghadirkan keseimbangan dan nilai positif bagi audiens. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menunjukkan apa arti kesejahteraan bagi brand dan menunjukkan bagaimana brand memprioritaskan kesejahteraan karyawan mereka. #olahraga, #sehat, #musik, #psikologi, #worldmentalhealthday, dan #kesehatanmental adalah beberapa tagar populer yang dapat digunakan brand untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.

        2. Creator Culture

        Dengan lebih banyak waktu dihabiskan di rumah, kreativitas orang Indonesia mencetak generasi baru wirausahawan, kreator konten, serta orang-orang yang ingin membuat perbedaan demi mencapai tujuan bersama (everyday makers). Melalui Twitter, orang-orang mengejar apa yang menjadi minat, mengasah keterampilan, saling menginspirasi, serta membentuk komunitas sesuai bakat dan ketertarikan.

        Terdapat pertumbuhan percakapan sebesar 33% seputar kreator konten. Aspiring Makers (+34%), Conscious Creator (+29%), dan Creativity at Home (+50%) adalah sub-pilar dari tren Creator Culture. Setiap harinya, orang memiliki kebutuhan untuk menyalurkan kreativitas–dan beralih ke Twitter untuk mengekspresikan diri.

        Insight bagi brand–Meningkatkan kreativitas dapat dilakukan dengan saling berbagi cara dan inspirasi serta libatkan kreator konten untuk mewakili komunitas mereka. Brand perlu menemukan cara terbaik untuk terhubung dengan komunitas yang sesuai dengan minat mereka. #diy, #tutorial, #sharing, #impact, dan #karyaorisinil adalah beberapa tagar populer yang dapat digunakan brand untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.

        3. Everyday Wonder

        Orang Indonesia selalu tertarik pada fenomena di keseharian (everyday wonder), mulai dari dunia supranatural, astrologi, sampai cerita rakyat. Pengguna Twitter membicarakan topik-topik ini dan saling berbagi hiburan dengan komunitas mereka. Percakapan ini meningkat sebesar 19%. Imaginative Escapism (+30%), Acting on Astrology (+33%), serta Wisdom of Myth and Folklore (+20%) menjadi sub pilar teratas dalam tren ini.

        Insight bagi brand–Di saat yang penuh tantangan seperti sekarang ini, brand dapat menghibur audiens mereka dengan konten humor, fantasi, atau optimisme. Dengan everyday wonder, brand dapat membicarakan produk dan layanan mereka dengan percakapan ringan. Brand dapat menggunakan tagar-tagar populer seperti #anime, #digitalart, #Ramalanzodiak,#threadhorror untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.

        4. One Planet

        Masyarakat Indonesia makin sadar akan dampak dari perilaku keseharian terhadap lingkungan. Saat orang Indonesia memiliki pengetahuan dan semangat yang lebih tinggi, mereka menyuarakan kekhawatiran melalui percakapan untuk menciptakan perubahan. Percakapan tentang One Planet meningkat 26% dengan Next to Nature (+39%) dan Environment Urgency (+19%) sebagai sub-pilar teratas dari tren ini.

        Insight bagi brand–Konsumen di Indonesia makin sadar pentingnya menjaga lingkungan. Inilah peluang bagi brand untuk meningkatkan kesadaran mengenai konsep dan produk keberlanjutan. Brand juga dapat menentukan tujuan keberlanjutan mereka, mempertanggungjawabkan brand, serta menceritakan kemajuan secara rutin dan transparan. Brand dapat menggunakan tagar-tagar popular terkait topik lingkungan hidup, seperti #pertanian, #stormhour, #banjir, #gempa, dan #earthday untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.

        Baca Juga: Twitter Uji Coba Fitur Baru Serupa Facebook

        5. Tech Life

        Tech Life menjadi tren dengan pertumbuhan percakapan tertinggi di Twitter di Indonesia (89%). Salah satu faktor yang mendorong hal ini adalah integrasi teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan e-commerce yang makin mendominasi Indonesia beberapa tahun terakhir ini, percakapan seputar e-commerce meningkat 254%.

        Adopsi teknologi yang tinggi di tahun 2020 juga membuka jalan bagi banyak pemain e-commerce untuk melakukan berbagai inovasi. Percakapan seputar akses ke pengetahuan dan kesempatan belajar juga meningkat (+38%). Hal ini didukung oleh teknologi yang memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi, belajar hal baru, dan berbagi ide.

        Insight bagi brandBrand harus tetap fokus pada apa yang menjadi keahlian mereka dan selalu memanfaatkan peluang untuk mencoba sesuatu yang baru dengan teknologi. Brand juga dapat lebih mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan pengalaman konsumen yang didukung dengan inovasi teknologi. Beberapa tagar populer dalam pilar ini misalnya: #shopeeid, #tokopediawib, #lazada1212, #mabarbukalapak, #robogurushow, #brightfutureruanguru, dan #ihsg.

        6. My Identity

        Orang Indonesia datang ke Twitter karena nilai-nilai dan tujuan yang sejalan dan ingin lebih mengerti diri sendiri, sekaligus saling menyemangati satu sama lain. Percakapan seputar identitas diri muncul didorong oleh makin banyaknya percakapan seputar kesetaraan, keadilan, dan apa yang menjadi keyakinan mereka. Di saat yang sama, orang Indonesia menemukan keberanian dan inspirasi untuk menjadi diri mereka sendiri dan melakukan apa yang penting bagi mereka. Dengan peningkatan percakapan sebesar 10%, percakapan seputar sub-pilar dari My Identity banyak terkait dengan Fan Power (+12%) dan Ethics in Action (+2%).

        Insight bagi brand–Hubungan manusia makin dibangun berdasarkan minat dan nilai yang sejalan, bukan lagi berdasarkan demografi dan dari mana kita berasal. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk mempertimbangkan basis audiens mereka dari apa yang mereka sukai, lihat, makan, dengarkan, dan mainkan; dibandingkan dari tempat tinggal, usia, atau pekerjaan mereka. Ini merupakan langkah awal untuk tetap menjadi relevan dalam hidup audiens mereka. Brand dapat menggunakan beberapa tagar populer seperti #bts, #keadilansosial, dan #KebebasanPendapat untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.

        Keenam tren ini memungkinkan brand untuk meluncurkan produk atau layanan baru di Twitter, sekaligus terhubung dengan audiens melalui percakapan yang mereka suka.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: