Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Upaya Digitalisasi Bank Banten di Tengah Gejolak Pandemi

        Upaya Digitalisasi Bank Banten di Tengah Gejolak Pandemi Kredit Foto: Bank Banten
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kondisi pandemi Covid-19 telah membuat berbagai sektor harus bergerak lebih cepat ke arah digital. Salah satunya di bidang perbankan. Mereka dituntut untuk bergerak lebih cepat agar bisa beradaptasi dengan keadaan.

        Seiring dengan berkurangnya mobilitas masyarakat, teknologi di sektor perbankan sebisa mungkin mengambil perannya untuk tetap dapat mengakomodasikan kebutuhan nasabah saat situasi sulit ini.

        Contohnya PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten/BEKS) baru saja meresmikan kerja sama dengan PT Fortress Data Services (FDS) untuk meningkatan kualitas layanan nasabah-nasabahnya.

        Penandatanganan Kerjasama antara FDS dan Bank Banten merupakan salah satu upaya persiapan pondasi transformasi, baik bagi nasabah hingga operasional perbankan untuk di masa yang akan datang. 

        Lantas, bagaimana proses digitalisasi hingga peluang apa saja yang diharapkan Bank Banten ke depannya? Berikut adalah kutipan wawancara redaksi Warta Ekonomi bersama Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin di sela-sela penandatanganan kerja sama antara FDS dan Bank Banten yang telah dilaksanakan pada Jumat (17/9) di Kantor PT DCI Indonesia Tbk Cibitung.

        Bagaimana Bank Banten memanfaatkan teknologi untuk digitalisasi perusahaan?

        Ya, jadi saat ini merupakan era perubahan kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi. Ini ada beberapa faktor pendukungnya, utamanya kalau menurut saya yang paling utama adalah Covid-19. Covid ini memaksa melakukan akselerasi para pengguna jasa keuangan. Saya kira bukan hanya jasa keuangan, tapi secara keseluruhan (akselerasi) itu untuk bisa mengoptimalkan transaksi digital.

        Nah, Kebetulan juga hasil riset yang dilakukan oleh Facebook beberapa waktu belakangan ini bahwa ada konsumen digital Indonesia yang terus meningkat 2020/2021 sekitar 14% hingga 15%. Pengguna konsumen digital Indonesia itu meningkat sampai ada 165 juta dari 144 juta di tahun 2019. Artinya apa? Kalau kita tidak terus meningkatkan layanan yang membuat orang nyaman dalam bertransaksi dalam hal ini dengan layanan digital, tentunya akan tertinggal atau akan ditinggalkan sehingga mau tidak mau kami juga harus berkomitmen masuk ke sana.

        Langkah langkah apa saja yang dilakukan untuk tahap digitalisasi ini? Apa gol ke depannya?

        Jadi langkah-langkah yang kami lakukan adalah ada beberapa milestone dalam rencana saya ini. Pertama, foundation building. Ini kami persiapkan di 2021. Kemudian yang berikutnya setelah foundation building ini diharapkan tahun depan masuk ke dalam acceleration. Di dalam acceleration ini mulai upaya-upaya peningkatan dari layanan kami terus dikembangkan. Baru kemudian nanti ketiganya adalah sustainable growth. Ini juga harus memastikan bahwa produk dan layanan kami betul-betul berorientasi kepada market.

        Nah baru kemudian ke depannya fase berikutnya adalah bagaimana menjadikan Bank Banten sebagai market leader. Ini adalah fase-fase yang kami persiapkan untuk terus dikembangkan.

        Hari ini adalah merupakan kick-off yang telah kami lakukan dari proses yang cukup panjang mencari partner yang tepat untuk pengembangan layanan yang berbasis digital. Dari 11 vendor yang pernah ikut lelang di Bank Banten, ternyata ada dua (vendor) yang potensial. Kemudian tim pengadaan membuat skoring dan yang terbaik yang dipilih adalah keputusannya FDS atau Fortres Data Service. 

        Dipilih tentunya karena salah satu kriteria yang ada dalam tim pengadaan karena yang bersangkutan memiliki suatu ekosistem layanan yang cukup lengkap. Nah ini yang akhirnya menjadi salah satu poin terbaik untuk bisa dijadikan sebagai pemilihan vendor yang kami putuskan.

        Di samping itu, juga FDS ini telah mempunyai standar yang ditetapkan oleh Kemenkominfo, yaitu standar ISO 27001. Ini penting karena layanan digital ini juga punya risiko cyber crime yang cukup tinggi. 

        Oleh karenanya, kami tidak sembarangan untuk mencari vendor karena kami ingin mencari vendor yang memiliki standardisasi internasional meskipun kami Bank Pembangunan Daerah, tapi kami ingin bank daerah rasa global. Oleh karenanya, pada hari ini kami sudah memutuskan dan melakukan kick off bersama-sama dengan FDS dan didukung juga oleh AWS.

        Ke depannya selain AWS dan Fortress Data Service, mitra apa saja yang akan digaet oleh Bank Banten?

        Buat Bank Banten karena ini adalah Era 4.0, kemudian juga ada merupakan kolaborasi sehingga kami membuka diri untuk bisa terus meningkatkan kerja sama. Tapi, paling tidak saat ini kami sudah punya partner yang punya standar internasional. Artinya standardisasi security-nya sudah bagus sehingga diharapkan keinginan kami untuk terus membangun kepercayaan kepada masyarakat juga semakin tinggi karena kami berpartner dengan pihak-pihak yang memang memiliki keahlian di bidangnya.

        Produk digital apa saja yang akan diluncurkan Bank Banten setelah digitalisasi ini? Bisa dijelaskan?

        Intinya, kami akan mengikuti semua ketentuan yang ada di Otoritas Jasa Keuangan. Jadi, tahap tahun ini yang kami sedang mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dari sisi foundation-nya, infrastrukturnya. Diharapkan nanti ke depannya kami bisa terus mengembangkan ekosistem-ekosistem kegiatan digital lainnya. 

        Di antaranya misalnya kami bisa saja nanti menargetkan ekosistem yang ada di pendidikan karena di Banten kan banyak pesantren. Kemudian juga kami mencoba kembangkan lagi ekosistem keuangan yang ada di daerah kami. Kan banyak pabrik juga di sana. Jadi, kami nanti kerja sama dengan korporasi dan kemudian karyawan-karyawan yang ada di sana. 

        Kemudian juga kami terus kembangkan potensi pertanian di Banten karena cukup besar. Kemudian UMKM. mungkin salah satunya yang akan kami terus kembangkan sehingga upaya Provinsi Banten untuk membangun Banten bisa dibantu oleh kami sebagai BUMD, mudah-mudahan bisa segera terlaksana.

        Umumnya digitalisasi perbankan selain untuk kepraktisan, juga untuk mengurangi human error, apakah ada alasan lain mengapa Bank Banten baru sekarang maju ke tahap digitalisasi?

        Mungkin juga sudah diketahui bahwa Bank Banten ini evolusi dari bank eksekutif kemudian menjadi bank pundi, lalu kemudian 2016 akhir dibeli oleh Pemerintah Provinsi Banten menjadi Bank Banten. Jadi, kalau dihitung dari 2016, maka usia Bank Banten ini baru lima tahun, kemudian empat tahun sebelumnya itu proses untuk konsolidasi. Di tahun ini karena pertama, melihat dari POJK tentang layanan digitalisasi sudah terbit di tahun 2018, kemudian 2019 sedang dipersiapkannya, dan 2020 kemudian ada pandemi Covid. Jadi. rasanya di 2021 ini mau tidak mau kami harus bisa terus masuk ke dalam transformasi digital ini.

        Targetnya, berapa nasabah Bank Banten yang akan beralih dari penggunaan konvensional ke digitalisasi? Upaya apa saja yang nantinya akan dilakukan Bank Banten?

        Bank Banten melakukan upaya-upaya peningkatan layanan digitalnya, sehingga memberikan kenyamanan kepada nasabahnya. Nah, kalau misalnya kami akan berfokus pada market yang ada, captive market yang ada ini sekitar 78.000 ASN merupakan captive market kami. Saat ini kami masih sangat kecil sekali, masih sekitar mungkin sekitar 5%-10% yang ada di kami. Kami ingin terus mendekatkan terus tentunya, harapannya bisa lebih dari itu dan bila perlu seluruhnya bisa menjadi nasabah kami yang betul-betul memanfaatkan layanan digitalisasi ini secara positif.

        Layanan apa saja yang nantinya akan menjadi top produk dari Bank Banten dibanding bank lainnya saat sudah digitalisasi?

        Kami akan terus kembangkan ekosistem. Kami akan terus kembangkan ekosistem dari captive market kami. Nah, Apa itu Nah itulah yang kreativitas kita yang akan terus kami lakukan pengembangan. Kami menyadari bahwa era sekarang adalah era ini harus betul-betul bisa membantu mengakomodasi setiap perkembangan yang ada.

        Jadi, bahasa saya seperti itu, bahwa kami akan terus mengembangkan produk Champions itu adalah yang berbasis kepada ekosistem yang nantinya itu bisa memberikan value kepada komunitas, kepada ekosistem tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: