Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tantangan HR di Era Pandemi dan Disrupsi Teknologi Digital

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi covid-19 dan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat membuat peran Divisi Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia (SDM)  sangat menantang. HR menjadi tumpuan dalam menyiapkan organisasi dan mengelola SDM dalam situasi yang tidak menentu dan sulit ditebak kapan pandemi akan berakhir.

        HR tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan kesehatan karyawan di masa pandemi ini, tapi  juga menjaga produktivitas dan efektivitas kerja karyawan. Itu semua menjadi tantangan dan tanggung jawab baru organisasi atau Divisi HR. Sebab, banyak perusahaan, divisi HR-nya diberi tugas mengelola pengembangan organisasi (organizational development) dan penerapan budaya perusahaan (corporate culture). 

        Pakar senior bidang HR Josef Bataona menyebut, kondisi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga peran HR menjadi begitu penting di atas pentas bisnis. Pertanyaannya, apakah kesempatan ini bisa dimanfaatkan? Menurutnya ke depan, organisasi HR dan para personilnya memang dituntut untuk bisa agile dan adaptif. 

        “Perubahan cepat itu tidak hanya berkaitan dengan penggunaan teknologi, tetapi juga dengan paradigma baru, perubahan mindset, dan perilaku seputar hal itu,” ungkap Josef.  

        Priyantono Rudito, praktisi senior lainnya di bidang HR, berpendapat, dalam konteks future readiness ini, terjadi suatu fenomena, yaitu setiap industri menghadapi dan tengah mengalami perkembangan tatanan ekosistem bisnis yang bergerak ke masa depan secara lebih cepat. Fenomena ini, kata Priyantono, dikenal dengan istilah ‘The Future Mega Trend’.

        Mencermati fenomena tersebut, tahun 2021 ini Majalah SWA melakukan rating mengenai kesiapan dunia korporasi di Indonesia di bidang HR dalam menyongsong masa depan SDM (HR Future Readiness). Sejauh mana level kesiapan para partisipan? 

        Sementara itu, Kemal Effendi Gani, Group Chief Editor SWA dalam webinar, Selasa (28/9/2021) mengatakan, ada 30 perusahaan yang diundang untuk mengikuti rating. Daftar pendek (short list) partisipan rating itu diperoleh setelah tim  SWA melakukan survei pemetaan (mapping) dengan tema yang sama (HR Future Readiness) terhadap seratusan perusahaan yang beroperasi di Indonesia, yang respondennya diwakili para Chief Human Resource Officer (CHRO) masing-masing. 

        “Tepatnya, ada 188 CHRO yang mengikuti survei ini. Berdasarkan jawaban survei itulah, dipilih daftar pendek perusahaan yang kami nilai relatif paling memiliki kesiapan untuk masa depan di bidang HR,” ungkap Kemal Effendi Gani, Group Chief Editor SWA dalam webinar.

        Untuk melakukan rating kesiapan masa depan ini, SWA menggunakan kerangka “5S” (sebagai hasil adaptasi konsep 7S dari McKinsey & Co.), yang terdiri dari elemen-elemen: Strategy, Structure, System, Skills, dan Shared Values. Ke-5 elemen ini juga menjadi variabel untuk pendalaman informasi yang harus dipaparkan secara tertulis oleh para CHRO perusahaan dalam daftar pendek ini.

        Intinya, bagaimana organisasi/divisi HR masing-masing dalam mengembangkan dan menjalankan inisiatif-inisiatif pada kelima elemen tersebut.

        Variabel 5S untuk Penilaian HR Future Readines terdiri dari; Strategy, rencana bidang HR yang dirancang untuk mempertahankan dan membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam persaingan. Structure, organisasi bagian HR yang dirancang/dibuat sesuai dengan kebutuhan organisasi dan skala perusahaan, yang membuat kebijakan dan komunikasi jadi efektif serta keputusan dapat dibuat dengan cepat, tepat, dan sistematis).

        System, prosedur atau tata cara penggunaan teknologi untuk mengatur aktivitas yang dijalankan organisasi HR. Skill, keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan setiap insan di organisasi HR untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien. Shared Values, nilai-nilai utama atau penting yang menjadi pegangan semua karyawan di bagian HR dan semua bagian perusahaan agar tumbuh berkelanjutan.

        Priyantono Rudito, anggota Dewan Juri menilai, mayoritas  peserta telah memiliki awareness yang baik dan memahami apa yang terjadi di industri masing-masing. Namun, menurutnya, masih ada sejumlah perusahaan yang belum sepenuhnya memahami implikasi masa depan atas fenomena the Future Mega Trend terhadap portofolio bisnis mereka yang saat ini dijalankan, juga terhadap kesiapan HR. 

        Hasilnya bagaimana? Dari penilaian dewan juri menyebutkan sejumlah pemenang award HR Future Readiness adalah Lazada, Sreeya Sewu, Samora Group, Sinar Mas Mining, Pefindo, dan Maybank.

        Pakar HR senior Herdy Harman menegaskan, ke depan mindset HR bukan lagi sifatnya administratif, melainkan harus menjalankan strategic human capital management. Jadi, orang HR harus bisa mengerti bisnis dan mau dibawa ke mana bisnisnya. Jadi, selain hard skills, soft skills orang-orang HR pun harus dibangun guna memastikan keberhasilan dalam menjalankan peran masa depannya. 

        Untuk mengapresiasi para jawara HR Future Readiness, Majalah SWA dan FTHR mengadakan webinar & awarding ‘Indonesia HR Trends and Future Readiness Amidst Pandemic Challenges’. Webinar ini dibuka oleh Priyantono Rudito, PhD, Vice Chairman Social Economy Acceleration Lab Amazon Web Services yang membahas tentang ‘Collective Growth Mindset for Navigating the Future of Work’. Lalu, dilanjutkan dengan pemaparan dalam dua sesi.

        Sesi pertama dengan tema ‘ Indonesia HR Trends: Navigating HR Practices in the New World menghadirkan dua pembicara penting: Ripy Mangkoesoebroto,  Direktur P&C PT HM.Sampoerna Tbk. dan Paulus Swasono Satyo Nugroho, Chief Human Resources Officer Sinar Mas Mining.

        Sesi kedua mengangkat topic ‘ HR Future Readiness: farom Adaption to Adaptability’ dengan tiga nara sumber: Evelyn Yonathan, Chief People Officer Lazada Indonesia; Anton Saptorahardjo, Direktur Human Resources PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk, serta Bambang Yapri selaku Direktur Human Capital Samora Group.

        Dalam kesempatan ini juga diadakan diskusi panel komunitas HR dengan 6 pembicara, yakni: Audi Lumbantoruan (Founder & Chairman FTHR), Yunus Troyonggo (Chairman & Founder Gerakan Nasional Indonesia Kompelun), Heriyanto Agung Putra (Ketua Umum PMSM), Alexandra Iskanda (Ketua Umum HHCI),  dan Sandra Kosasih (Co-founder One HK).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: