Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tegas, United Airlines Pecat Ratusan Pegawai Yang Ogah Divaksin

        Tegas, United Airlines Pecat Ratusan Pegawai Yang Ogah Divaksin Kredit Foto: Foto: Reuters.
        Warta Ekonomi, Washington -

        Maskapai Amerika Serikat, United Airlines, memecat sebanyak 593 pegawainya yang menolak divaksinasi. Ini merupakan pemecatan besar-besaran yang pertama kali dilakukan maskapai penerbangan di Paman Sam kepada pegawainya yang menolak menjalani vaksinasi lengkap Covid-19.

        Diberitakan AFP, Rabu (29/9), sejumlah pejabat United Airlines itu mengungkapkan ada 593 pegawai yang menolak divaksin Corona. Mereka yang menolak divaksin itu terancam dipecat.

        Baca Juga: Beres Disuntik Booster, Biden: Yang Ogah Divaksin, Tidak Sayang Nyawa

        Selain menolak vaksin, disebutkan ada juga 2.000 pegawai yang meminta pengecualian medis atau keagamaan untuk persyaratan wajib vaksin tersebut.

        Angka itu mencapai sekitar 3 persen dari total 67.000 pegawai United Airlines. Maskapai terbesar di AS itu menyatakan puas dengan dampak keseluruhan dari kebijakan tersebut.

        Pada awal Agustus lalu, United Airlines mengumumkan bahwa semua pegawainya di AS akan diwajibkan divaksin Corona dan mengunggah kartu vaksin mereka ke dalam sistem perusahaan.

        Menurut memo kepada para pegawai dari Kepala Eksekutif United Airlines Scott Kirby, dan President United Airlines Brett Hart, sudah lebih dari 99 persen pegawai yang mematuhi persyaratan wajib vaksin Corona tersebut.

        Maskapai ini tengah menyusun kebijakannya untuk para pegawai yang meminta pengecualian, dengan persidangan soal masalah ini masih berlangsung di pengadilan setempat.

        "Ada pencapaian bersejarah bagi maskapai kita dan para pegawai kita juga bagi para konsumen dan masyarakat yang kami layani," demikian bunyi memo tersebut.

        Pihak United Airlines menyatakan akan mematuhi persyaratan perjanjian dengan serikat pekerja soal pemecatan pegawai yang tolak divaksin. "Ini merupakan keputusan yang sangat sulit tapi menjaga tim kami tetap aman selalu menjadi prioritas utama," simpul memo tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: