Fitur Body Battery: Kenali Kondisi Tubuh Dengan Menggunakan Smartwach Garmin
Tubuh manusia pada dasarnya mempunyai sistem seperti ponsel. Terdapat daya berupa baterai yang akan habis setelah digunakan, dan kembali terisi ketika kita mengisi ulang dayanya. Istilah baterai pada manusia ini disebut oleh Garmin sebagai Body Battery.
Country Manager Garmin Indonesia Rian Krisna menjelaskan fungsi Body Battery yang berkenaan dengan kekhawatiran akan situasi pandemi Covid-19 yang belum usai.
Baca Juga: PLN Rangkul Ratusan Inovator dari 21 Negara untuk Perkuat Ketahanan Energi Nasional
Menurutnya banyak masyarakat yang terkonfirmasi sebagai pasien orang tanpa gejala (OTG) dan mengidap happy hypoxia, kondisi terjadinya pengurangan jumlah oksigen di dalam tubuh. Bisa dikatakan, tidak sedikit masyarakat yang tidak sadar saat tubuhnya sudah lelah dan rentan terhadap serangan penyakit.
“Terkadang orang menganggap dirinya fit lalu memforsir tubuh mereka untuk melakukan segala aktivitas, bahkan pekerjaan berat. Dengan menggunakan fitur Body Battery, pengguna Garmin dapat lebih baik dalam mengenali tubuh sehingga kita bisa lebih bijak dalam merencanakan intensitas aktivitas harian kita serta menentukan kapan harus beristirahat,” jelas Rian pada konfresi pers, Rabu (29/09).
Dijelaskan, Body Battery merupakan indikator jumlah energi atau daya yang dimiliki pengguna dengan menggabungkan data aktivitas, tingkat stres, masa pemulihan dan istirahat. Body Battery mempunyai kemampuan menginterpretasikan perubahan detak jantung untuk mengetahui hubungan antara saraf simpatetik, saraf yang bertanggung jawab mempercepat kerja organ tubuh manusia, dengan saraf parasimpatik, yang bekerja sebaliknya.
Lebih jauh Rian menjelaskan, naik turunnya Body Battery manusia dapat dipengaruhi banyak hal termasuk gaya hidup. Biasanya istirahat yang cukup dan kualitas tidur yang baik dapat mempertahankan bahkan meningkatkan Body Battery. Sedangkan jadwal kerja yang padat, intensitas olahraga yang tinggi, dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat membuat tingkat Body Battery kita menurun.
Pada kesempatan yang sama, Sports Medicine Specialist dr. Grace Joselini Corlesa, menyampaikan bahwa kondisi kesehatan manusia juga dipengaruhi oleh stres yang dialami.
“Setiap orang mempunyai jumlah energi yang berbeda setiap harinya, serta respon yang berbeda pula terhadap aktivitas yang sama. Misalnya kebiasaan baru (new normal) yang mengharuskan kita tetap berada di rumah, bagi sebagian orang hal itu menyenangkan, tetapi ada juga yang merasa stres saat tidak bisa kemana-mana.”
Untuk itu, Rian juga menyampaikan bahwa melacak Body Battery dapat membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan performa pengguna, dengan menggunakan smartwatch pada pergelangan tangan. Ia juga menggarisbawahi bahwa smartwatch Garmin bukanlah alat medis, tetapi fitur Body Battery ini bisa menjadi indikator awal saat pengguna ingin berkonsultasi dengan dokter dan mengetahui lebih detail terkait kesehatannya.
Pertama kali disematkan pada seri Garmin Vivosmart 4, saat ini sudah ada berbagai tipe Garmin yang memiliki fitur Body Battery, antara lain Garmin Forerunner 55, 45, 245, 745, and 945. Ada pula seri Vivoactive, yaitu Vivoactive 4 dan 4s dan seri lainnya, seperti Garmin Venu 2/Venu SQ, Garmin Instinct (Solar series), Garmin Approach S62, Garmin Fenix 6 series, dan Garmin Vivomove 3, dan Garmin Lily. Harga yang ditawarkan sangat bervariasi, yakni mulai dari Rp2.399.000.
Selama bulan Oktober, pelanggan berkesempatan mendapatkan penawaran menarik untuk model-model yang memiliki fitur body battery ini, seperti potongan harga sebesar Rp1.300.000 untuk tipe Garmin Fenix 6X Series dan juga potongan harga hingga sebesar Rp800.000 untuk tipe Garmin Instinct Solar Series.
Promo menarik tersebut dapat diperoleh hanya di Garmin Brand Store yang tersebar di beberapa kota utama di Indonesia, seperti di Jakarta, Medan, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya. Selain itu, produk Garmin tersebut juga tersedia di seluruh jaringan outlet Urban Republic dan beberapa outlet Erafone tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: