Yusril Jadi Pengacara Kubu Moeldoko, PBB Ogah Ambil Pusing Sama Kritikan Elite Demokrat
Partai Bulan Bintang (PBB) memastikan komunikasi politik dengan Partai Demokrat masih baik. Soal serangan elite Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terhadap Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yang menjadi pengacara Demokrat kubu Moeldoko, hanya bagian dari riak-riak politik.
“Semua tergantung kedewasaan para petinggi partai masing-masing,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Ferry Noor kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ferry memastikan, PBB tidak ambil pusing dengan beragam kritikan yang dilontarkan sejumlah politisi Demokrat. Menurut dia, dipilihnya Yusril sebagai pengacara kubu Moeldoko, sama sekali tidak ada hubungannya dengan politik.
Baca Juga: Gegara Bela Kader Demokrat Moeldoko, Yusril Miliki Julukan Baru yang Wow...
“Kalau untuk kepentingan negara yang lebih besar, masa harus dikorbankan kepentingan kelompok yang kecil,” sebutnya.
Menurut Ferry, PBB saat ini sedang sibuk menyiapkan diri agar bisa lolos pada Pemilu 2024, sembari mengawal seluruh kebijakan pemerintah dalam upaya melawan pandemi Covid-19.
“Kami masih konsen internal partai, tanpa melupakan pemerintahan. Kita tetap profesional yang kuat,” tutupnya.
Hal senada diungkapkan Ketua DPP PBB Firmansyah. Dia bilang, drama politik Partai Demokrat tidak akan mengganggu hubungan PBB dan Demokrat. Namun, dia berharap agar tidak ada lagi pernyataan yang tidak pas. Misalnya, mengaitkan PBB dengan kasus Demokrat.
Firmansyah berharap, AHY bisa menertibkan anak buahnya yang menyerang Yusril secara personal. Apalagi, banyak orang mengetahui, profesi Yusril itu pengacara handal. Dia menjamin, apa yang dilakukan Yusril merupakan profesionalitasnya sebagai pengacara.
Menurutnya, tidak elok jika serangan politisi Demokrat itu dibiarkan. Dampaknya, bisa merusak harmonisasi Demokrat-PBB, terutama kader kedua partai di daerah. Pasalnya, tidak sedikit kedua partai ini berada satu koalisi di level kepala daerah.
“Khususnya di grassroot, sangat terasa menjadi konflik dua parpol. Padahal jelas, uji materi AD/ART Demokrat, tidak terkait PBB,” ungkapnya.
Intinya, kata Firmansyah, jangan sampai permasalahan hukum ini berujung dengan perseturuan politik antara PBB dengan Partai Demokrat. Pihaknya tetap berupaya berpikir positif, dan tetap fokus terhadap tugas partai membantu pemerintah melawan pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Partai Demokrat kubu AHY ramai mengkritik Yusril. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Irwan meminta kepada Yusril sebagai seorang politisi, dan Ketua Umum PBB saling menghormati di antara parpol.
Lebih tajam lagi disampaikan Wasekjen Partai Demokrat, Rachlan Nashidik. Rachlan menuding Yusril memihak Moeldoko karena berorientasi pada keuntungan belaka.
“Klaim netralitas Yusril adalah tabir asap yang sia-sia menutupi pemihakannya pada KSP Moeldoko. Alih-alih kampiun demokrasi, seperti klaimnya sendiri, Yusril dalam kasus ini justru kuku-kuku tajam dari praktik politik yang menindas,” tuding Rachlan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami