Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apindo Jabar Bilang Surat Edaran Gubernur Kan Buat Jaga Stabilitas Dunia Usaha Lho!

        Apindo Jabar Bilang Surat Edaran Gubernur Kan Buat Jaga Stabilitas Dunia Usaha Lho! Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor : 163/KB..05.01.02/Perek tentang Peningkatan Peran Sektor Industri terhadap Pengembangan Ekonomi di Jabar merupakan salah satu kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

        Menanggapi hal itu, Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik menjelaskan terbitnya SE tersebut atas permohonan Apindo Jabar yang didasari oleh keprihatinan karena begitu banyaknya perusahaan–perusahaan yang relokasi ke luar dari Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah atau daerah lain dan tidak terdeteksi atau tercatat dengan baik. Baca Juga: Genjot Pasar Produk Lokal, Apindo Jabar & Kementerian BUMN Bakal Bikin Roadmap Bareng

        Bahkan, banyak perusahaan–perusahaan yang tutup dan tidak terdeteksi atau tercatat dengan baik. 

        "Kami berpikir bahwa apabila kami memiliki data – data perusahaan sebagai anggota  kami, maka ada beberapa hal yang bisa kami deteksi lebih awal, kami pelajari, kami petakan dan kami komunikasikan untuk kemudian dicarikan langkah – langkah solutif terbaik sehingga bisa kita cegah adanya relokasi maupun penutupan perusahaan – perusahaan,"jelas Ning kepada wartawan, Senin malam (11/10/2021).

        Baca Juga: Kasus Kepailitan dan PKPU Naik Signifikan, Apindo Desak Pemerintah Terbitkan Perppu Moratorium

        Menurutnya, relokasi dan tutupnya perusahaan ini berdampak sangat besar terutama dengan  naiknya jumlah pengangguran secara signifikan. Apalagi banyak sekali perusahaan – perusahaan yang relokasi dan tutup ini adalah perusahaan padat karya dengan jumlah perusahaan berkisar di 150 perusahaan sampai saat ini. 

        "Jumlah pengangguran terbuka kita (Jawa Barat) di tahun 2021 sekitar 2,1 juta atau 24,9% dari total pengangguran nasional," ujarnya.

        Berkenaan dengan pernyataan SE Gubernur Jawa Barat yang berbunyi Kepada perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 200 (dua ratus) orang agar dapat bergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama berkaitan dengan ketenagakerjaan dan hubungan industrial, Ia kembali menegaskan bukan berarti yang jumlah karyawannya di bawah 200 orang tidak penting. 

        "Kami berpikir dari sisi impact nya aja sih," katanya.

        Dia menilai semakin banyak jumlah karyawan dari perusahaan yang tutup atau melakukan relokasi, maka semakin besar juga dampak yang ditimbulkan secara ekonomi di Jawa Barat ini. Sebab, bukan hanya karyawan perusahaan yang kehilangan pekerjaan, tetapi efek domino dari hal tersebut sangat luar biasa. Misalnya, akan berdampak langsung kepada masyarakat yang biasa hidup dari gaji karyawan, penjual makanan disekitar perusahaan. 

        "Penjual baju, pulsa, kos-kosan, transportasi juga akan terdampak langsung. Maka, dari diskusi tersebut dan dari permohonan kami, Bapak Gubernur memahami, kemudian dibuatkanlah SE," ungkapnya.

        SE inipun tidak mewajibkan, tetapi lebih ke menghimbau. Ning menilai, penambahan anggota pada satu organisasi tidak serta merta terjadi karena SE atau himbauan, Namun lebih kepada, apa yang bisa Apindo tawarkan kepada calon anggota dan kepada yang sudah menjadi anggota. 

        "Dari dulu juga tidak ada SE kan, Apindo juga tetap ada anggotanya. Jadi sekali lagi ya, ini bukan tentang semata-mata menambah anggota, namun bagaimana menjaga investor tetap stay di Jabar, syukur-syukur mereka bisa menjadi contoh sukses untuk menarik investor-nvestor yang lain berinvestasi di Jabar, sehingga permasalahan pengangguran bisa teratasi dengan maksimal," jelasnya.

        "Apalagi, kita juga harus bersiap – siap adanya bonus demografi, dimana ledakan jumlah angkatan kerja akan begitu besar. Tanpa adanya peluang kerja, alih – alih menjadi kekuatan, justru akan menjadi beban," tambahnya.

        Selain tentang himbauan, SE tersebut juga meminta Apindo membantu Pemerintah Propinsi Jawa Barat dalam beberapa hal lain, yang tentu saja Apindo sebagian sudah dan akan terus menindaklanjuti.

        Diantaranya tentang perusahaan yang memiliki kegiatan usaha di wilayah Jabar, agar dapat memiliki cabang / kantor administratif yang berada diwilayah Jawa Barat. 

        "SE tersebut juga menuliskan beberapa hal lain, dan semuanya satu persatu kami tindak lanjuti," ujarnya.

        Apindo Jabar melihat hal ini sebagai suatu yang adil, dan menindaklanjuti, karena bagaimana pun penting untuk Jawa Barat mendapatkan dukungan dari para pengusaha melalui pajak yang disetor untuk pembangunan Jawa Barat.

        "Jadi, pengusaha tidak hanya berproduksi di Jabar dan mendapatkan income dari Jabar tetapi kemudian menyetorkan pajak melalui kantor pusat di daerah lain, namun sebaliknya, sudah seharusnya bersedia membayar pajak di Jabar untuk pembangunan Jabar juga, melalui kantor-kantor perwakilan mereka," jelasnya.

        Ning mengungkapkan Apindo Jabar hanya ingin bekerja, bekerja, bekerja, sesuai dengan yang sering disampaikan Presiden RI Joko Widodo. Apindo siap berkolaborasi dengan siapapun dalam bekerja, selama memiliki visi yang sama, membangun ekonomi Jabar. Pasalnya, tidak mungkin Jabar ini digarap oleh satu-dua organisasi atau satu-dua asosiasi saja. 

        "Jabar ini terlalu luas, begitu besar, potensinya luar biasa, tantangannya juga sangat besar. Menurut informasi ada 52 asosiasi, mari semuanya betul–betul bekerja. Saya yakin, hasilnya pasti akan sangat luar biasa," tegasnya.

        Ning menyebutkan di saat situasi yang sedang penuh perjuangan untuk pengusaha ini, dibutuhkan kolaborasi serta suasana yang teduh untuk berusaha. Apindo Jabar membantu pengusaha mempersiapkan diri bangkit dari suasana pandemi. Ia mengaku beberapa kali berkomunikasi  dengan beberapa Country Manager beberapa brand produk ternama, ternyata sudah ada industri yang tidak beroperasi lagi di Vietnam dan sedang mencari tempat tujuan investasi baru.

        "Alhamdulillah Cirebon dan Indramayu termasuk menjadi tujuan investasi tersebut," ujarnya.

        Beberapa perusahaan baru ini merupakan perusahaan padat karya sehingga akan menyerap ribuan tenaga kerja, dan memiliki efek domino yang juga besar. Ia mengimbau untuk membantu investor dengan mendapatkan kenyamanan berinvestasi. "Mari kita cari lagi lebih banyak investor untuk masuk di wilayah Jawa Barat. Inilah tugas kita para Asosiasi," imbuhnya.

        Ning menambahkan dengan banyaknya asosiasi di Jawa Barat. Maka, semakin tertata juga dunia usaha. Masing-masing asosiasi akan membina, menjaga dan membantu anggotanya. Adanya hal itu akan makin maksimal jika ada lintas kolaborasi, didasari oleh pikiran – pikiran positif serta visi yang sama. 

        "Sangat kerdil jika ada yang berpikir bahwa ada persaingan antar Asosiasi, karena sejatinya Asosiasi–Asosiasi di Jabar adalah bersaudara, didalam keluarga besar bernama  Kamar Dagang dan Industri (Kadin)," tegasnya.

        "Dan saya sangat yakin, sebagai orang tua, Kadin akan selalu mendukung ‘anak – anaknya ‘ bekerja, bersatu, berkolaborasi, dan belajar untuk selalu saling memahami serta menghargai," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: