Prancis Gerak Cepat! Kapal Angkatan Lautnya Mulai Pasang Badan di Selat Taiwan
Menteri Pertahanan (Menhan) Prancis telah mengungkapkan salah satu kapal angkatan lautnya berada di Selat Taiwan. Langkah yang diambil Paris sehubungan dengan meningkatnya ketegangan antara Taiwan dan China dapat memiliki konsekuensi dramatis.
"Prancis akan menggunakan angkatan laut negara untuk menunjukkan kepatuhan terhadap hukum internasional dan kebebasan navigasi," Menhan Florence Parly mengatakan pada sidang senat negara itu pada Selasa (12/10/2021), melansir Channel News Asia.
Baca Juga: Putin Ingatkan China Jangan Lebay Gunakan Kekuatan Besar pada Taiwan
Penjelasan sang menhan itu mengutip manuver oleh kapal intelijen sinyal Dupuy-de-Lôme di Selat Taiwan sebagai bukti, tanpa memberikan tanggal untuk berlayar.
Dupuy-de-Lôme seberat 3.600 ton, dinamai menurut nama insinyur abad ke-19 Henri Dupuy de Lôme, mulai beroperasi dengan angkatan laut Prancis pada April 2006. Setelah dikerahkan ke Pasifik pada Mei, kapal itu terakhir terlihat meninggalkan Jepang pada 1 Oktober.
Parly telah menanggapi Senator Olivier Cadic, yang menanyakan apakah ada tindakan nyata yang diambil untuk mendukung dukungan Paris yang sering diungkapkan untuk mempertahankan status quo lintas-Selat.
Cadic, wakil presiden Komite Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Angkatan Bersenjata senat Prancis, mengatakan Taipei menghadapi peningkatan intimidasi militer China, mengutip serangan harian ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ) sebagai bukti.
Senator, yang baru-baru ini menyelesaikan perjalanan lima hari ke Taiwan, mengatakan anggota parlemen Taiwan yang dia temui selama perjalanan itu menyatakan keinginannya untuk mendapatkan dukungan dari Paris dalam memastikan keamanan di Selat Taiwan.
Baca Juga: Akhirnya Warning Keras Dilempar Taiwan: Semakin Dekat China, Semakin Kuat Balasan...
Cadic adalah anggota delegasi senator Prancis yang mengunjungi Taiwan dari 6-10 Oktober, yang dipimpin oleh Alain Richard, kepala Kelompok Persahabatan Taiwan Senat Prancis dan menteri pertahanan Prancis dari 1997 hingga 2002.
Delegasi tersebut juga termasuk Max Brisson dan Else Joseph, wakil presiden Taiwan Friendship Group, serta sekretaris kelompok Judith Bout.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: