Memanas! Bom Seberat 5.000 Pon Milik Amerika Bakal Israel Gunakan buat Sapu Rata Nuklir Iran
Israel jor-joran dengan menyetujui anggaran sekitar 5 miliar shekel (USD 1,5 miliar) terkait potensi serangan terhadap program nuklir Iran.
Channel 12 melaporkan, anggaran 5 miliar shekel (NIS/ New Israel Shekel) itu terdiri dari 3 miliar dari anggaran sebelumnya dan tambahan NIS 2 miliar dari anggaran berikutnya yang dijadwalkan akan disetujui oleh pemerintah pada bulan November.
Baca Juga: Uni Eropa Gagal Amankan Iran Soal Nuklirnya, Bahayanya...
Situs tersebut melaporkan penggunaannya melingkupi pengadaan berbagai jenis pesawat, drone pengumpul intelijen.
Juga persenjataan unik yang diperlukan untuk serangan yang harus menargetkan situs bawah tanah yang dijaga ketat.
Laporan itu muncul beberapa hari setelah Angkatan Udara AS mengumumkan bahwa mereka telah berhasil melakukan uji coba "penghancur bunker" barunya, GBU-72 Advanced 5K Penetrator.
Bom seberat 5.000 pon itu dapat digunakan sebagai alat untuk menyerang situs nuklir Iran.
GBU-72 dirancang untuk dibawa oleh jet tempur atau pembom berat. Israel tidak memiliki pembom yang mampu membawa penghancur bunker besar-besaran di gudang senjata AS saat ini.
Sebuah bom penghancur bunker yang lebih kecil, GBU-28, diam-diam dijual ke Israel pada 2009.
Meski demikian, bom itu diperkirakan tidak memiliki kemampuan untuk menembus fasilitas nuklir Fordo Iran, yang terkubur jauh di bawah gunung.
Tes yang dilakukan AS didasarkan pada pengalaman yang diperoleh Israel dalam pemboman jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Gaza selama perang Mei lalu, kata Channel 12.
Jaringan tersebut berspekulasi bahwa melalui tes itu AS berusaha untuk memperingatkan Iran untuk tidak menjauh dari negosiasi di Wina yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Sebelumnya pada bulan lalu, Kepala Staf IDF Aviv Kohavi mengatakan kepada situs berita Walla bahwa Israel telah "sangat mempercepat" persiapan untuk tindakan terhadap program nuklir Iran.
“Sebagian besar peningkatan anggaran pertahanan, seperti yang baru-baru ini disepakati, dimaksudkan untuk tujuan ini. Ini adalah pekerjaan yang sangat rumit, dengan lebih banyak kecerdasan, lebih banyak kemampuan operasional, lebih banyak persenjataan. Kami sedang mengerjakan semua hal ini,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto