Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benar-Benar Nggak Terima Seperti MUI, Rektor Ini Tegas: Dia Simbol Sekularisme dan anti-Islam

        Benar-Benar Nggak Terima Seperti MUI, Rektor Ini Tegas: Dia Simbol Sekularisme dan anti-Islam Kredit Foto: Twitter/Musni Umar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar ikut memberikan penolakan terkait nama salah satu jalan di Jakarta dengan nama tokoh sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

        Tampaknya, penolakan Musni Umar ini sama seperti yang dilontarkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Baca Juga: Benar-Benar Nggak Terima, MUI dengan Tegas Ngomong: Pemerintah Menyakiti Umat Islam

        Menurut Musni, Ataturk dinilai terlalu sekuler, anti-Islam dan pro barat.

        “Saya setuju dan dukung jalan Ahmed Soekarno di Ankara dibarter di Jakarta dengan nama jalan Muhammad Al Fatih, bukan Mustafa Kemal Ataturk,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Selasa (19/10/2021).Baca Juga: Suara Azan di Wilayah Anies Disorot Media Asing, MUI Geram: Di Belakangnya Orang Komunistik

        “Tidak patut Ataturk diberikan nama jalan di Jakarta. Dia simbol sekularisme dan anti Islam. Indonesia negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Psl 29 ayat (1) UUD 1945,” jelasnya.

        Sebelumnya, Wakil MUI Anwar Abbas ikut bersuara terkait rencana pemerintah yang akan menamai salah satu jalan di DKI Jakarta INI.

        Ia pun dengan tegas menolak rencana pemerintah. Menurutnya, Ataturk adalah tokoh yang memiliki pemikiran sesat.

        "Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," katanya, dalam keterangan resminya, Minggu (17/10/2021).

        Lanjutnya, ia juga mengatakan bahwa Ataturk sebagai sosok yang telah mengacak-ngacak ajaran Islam.

        Bahkan, ia mengatakan jika Ataturk telah memajukan Turki dengan cara menjauhkan rakyatnya dari ajaran Islam.

        "Jadi Ataturk ini adalah seorang tokoh yang sangat sekuler, yang tidak percaya ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa Turki menjadi negara maju," ujarnya.

        Selain itu, ia menilai jika pemerintah telah menyakini umat muslim bila menjadikan nama Ataturk sebagai nama salah satu jalan di DKI Jakarta.

        "Oleh karena itu kalau pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibukota Jakarta hal itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif serta jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: