Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Profesor Asing Bicara Kecerdasan Sosial Indonesia Punya Peran dalam Globalisasi

        Profesor Asing Bicara Kecerdasan Sosial Indonesia Punya Peran dalam Globalisasi Kredit Foto: Muhammad Syahrianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia memiliki peran sangat positif dalam era globalisasi. Bukan soal kecerdasan buatan, tetapi lebih kepada kecerdasan sosial dan nasional di antaranya budaya, wawasan, dan sejarah yang unik.

        "Menurut saya Indonesia sebagai negara yang sangat luar biasa dan memiliki banyak kelebihan, sehingga tesis Samuel P. Huntington itu salah," kata Prof. Robert W. Hefner sebagai narasumber pada Jakarta Geopolitical Forum V/2021 bertema Culture and Civilization: Humanity at the Crossread, secara daring yang digelar Lemhannas RI.

        Baca Juga: Antropolog: Indonesia di Pusaran Antara Pencerahan dan Kegelapan

        Huntington dalam tesisnya menggambarkan peradaban tidak memiliki sinergi lintas peradaban. Dia mengasumsikan bahwa peradaban berkembang secara terpisah dan selamanya ditentukan oleh satu set nilai. Peradaban juga digambarkan saling berdiri berlawanan satu sama lain. 

        "Sudah lama terjadi bahwa peradaban Barat, Muslim, India, dan China telah menghasilkan pencapaian dalam sains, matematika, kemanusiaan, dan filosofi. Pencapaian itu membuat peradaban manusia menjadi lebih baik dengan sinergi lintas peradaban," ucap Hefner.

        Asumsi, kata Hefner, para analis politik Barat, kebijakan Barat, dan organisasi HAM terhadap pemisahan antara negara dan agama haruslah menjadi model pemerintahan semua negara di dunia adalah keliru. 

        Tidak harus ada pemisahan antara negara dan agama untuk demokrasi tetap berkembang, hal ini dibuktikan oleh Indonesia. Sistem pemerintah yang dijalankan tidak memisahkan antara agama dan negara, namun justru bekerja dengan baik melalui Pancasila dan Kebhinekaan.

        Hefner melanjutkan, Indonesia memberikan contoh bahwa kolaborasi yang tepat dalam sistem pluralisme. Agama tidak hanya berkontribusi, melainkan meningkatkan dan menguatkan demokrasi, kerakyatan, dan Kebhinekaan.

        Kontribusi kedua untuk sinergi peradaban berkaitan dengan efek demonstrasi. Terlepas dari tantangan yang dihadapi, Indonesia tidak hanya mampu menunjukkan bahwa demokrasi dan Islam dapat bergerak beriringan. Tetapi para cendekiawan Muslim, pendidik, dan pemimpin politik juga sangat penting bagi keberhasilan peradaban manusia.

        "Indonesia tidak hanya mampu membuat demokrasi berfungsi, tetapi telah berbuat lebih banyak," jelas Hefner.

        Demokrasi dapat berjalan lebih baik ketika dibangun melalui warisan sejarah dan budaya unik Indonesia yaitu sopan santun. Hal inilah yang membuat Indonesia menjadi negara luar biasa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: