Kementerian Perdagangan kembali berhasil mencetak pelaku usaha berorientasi ekspor. Melalui program pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) 2021, CV Mebel Internasional berhasil melakukan perluasan pasar ekspor produk furnitur ke Uni Emirat Arab (UEA) senilai USD 28,5 ribu pada Rabu (13/10) di Semarang, Jawa Tengah.
Turut hadir dalam pelepasan ekspor Kepala Balai Besar Pelatihan dan Pendidikan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag Heryono Hadi Prasetyo serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah M. Arif Sambodo.
“Meskipun berbagai pembatasan akibat pandemi masih berlangsung, jumlah pelaku ekspor baru kian bertambah. Kami ucapkan selamat kepada CV Mebel Internasional yang berhasil melakukan ekspor ke Uni Emirat Arab. Semoga kegiatan ekspor ini menginspirasi pelaku usaha lainnya di seluruh Indonesia untuk terus melakukan kegiatan serupa sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi di Jakarta pada kesempatan terpisah.
Sementara Heryono menyampaikan, CV Mebel Internasional merupakan peserta ECP untuk wilayah Jawa Tengah berhasil mendapatkan permintaan dari UEA dengan memanfaatkan lokapasar internasional yang difasilitasi ECP.
Momentum pemulihan ekonomi yang ditandai peningkatan permintaan ekspor harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Peluang yang ada harus digarap sebaik-baiknya oleh pelaku usaha Indonesia untuk mengekspor produk mereka ke pasar global.
“Kami terus memberikan fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM Indonesia melalui berbagai program dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak,” ungkap Heryono.
Sebelumnya, peserta ECP Jawa Tengah, yaitu CV Megatrading Agri Corpora (MAC) di Klaten berhasil melakukan ekspor perdana ke Rusia pada Mei 2021 lalu.
Peserta Jawa Tengah lainnya yang juga berhasil yaitu CV Sinar Mulyo Kapok (Pati), CV Janitra Abadi Berkah (Semarang), dan CV Cahaya Anak Negeri (Magelang). Jadi hingga kini, total telah ada lima peserta ECP asal Jawa Tengah yang berhasil melakukan ekspor selama program berlangsung.
Adapun produk utama kelima peserta tersebut yaitu furnitur, briquette charcoal, kapok fiber, handicraft dengan nilai keseluruhan sebesar USD 116.220. Sementara untuk tujuan ekspor yaitu UEA, Rusia, Jerman, Brasil, Singapura, dan India.
Khusus UEA sendiri merupakan pasar nontradisional yang menjadi negara potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor. Hal ini mengingat, UEA menjadi hub untuk memasuki ke Kawasan Timur Tengah lainnya.
Selain itu juga saat ini UAE menjadi tuan rumah Expo 2020 Dubai, pameran berskala internasional yang diikuti seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pameran berlangsung pada 1 Oktober 2021 hingga 31 Maret 2022.
Sementara Arif berharap, pelepasan ekspor ini menjadi motivasi, khususnya bagi 25 peserta ECP tahun 2021 lainnya yang belum berhasil melakukan ekspor selama mengikuti ECP. Persentase ekspor furnitur ke UEA tercatat sebesar 0,93 persen dari total nilai ekspor furnitur Jawa Tengah pada periode Januari–Juli 2021.
“Hal ini menandakan bahwa potensi ekspor furnitur ke UEA masih terbuka luas. Selain UEA, negara tujuan nontradisional yang cukup potensial bagi furnitur adalah Spanyol, Kanada, dan Swedia,” terangnya.
Owner sekaligus Komisaris CV Mebel Internasional Christianto Prabawa menambahkan, kenaikan biaya kontainer dan mahalnya logistik cukup memberi dampak pada daya saing produk ekspornya. Produknya harus menunggu 4 - 6 minggu untuk bisa dikirimkan.
Kenaikan biaya logistik juga memberikan importir kecenderungan untuk mendatangkan barang dari negara-negara yang dekat. Seperti halnya pembeli Eropa cenderung mendatangkan barang dari Eropa Timur dan pembeli Amerika Serikat mendatangkan barang dari Meksiko yang lebih murah. Belum lagi lonjakan harga barang-barang pendukung yang harus diimpor semakin memberatkan pihaknya.
“Pihaknya sangat terbantu dengan program ECP, khususnya dalam mencari pembeli. Kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Perdagangan atas bimbingan dalam mengolah data, mencari kekuatan, mencari data calon pembeli, dan menawarkan produk sehingga membuahkan pembeli baru,” pungkas Christianto.
ECP merupakan kegiatan pembinaan UMKM berorientasi ekspor dengan lama program setahun penuh dan telah dilaksanakan sejak 2010 oleh Balai Besar PPEI. Lingkup ECP mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.
Pada 2021, ECP dilaksanakan di 10 kota, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandar Lampung, Jakarta, Yogyakarta, Banda Aceh, Serang, Samarinda, dan Makassar. Sebanyak 30 pelaku UMKM di setiap wilayah akan didampingi selama program berjalan.
Pada masa pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19, peserta ECP tetap mendapatkan pendampingan secara daring melalui webinar dan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) dari perwakilan perdagangan di berbagai negara. Selain itu, peserta pendampingan berkesempatan mengikuti kurasi pameran internasional.
Untuk wilayah Jawa Tengah, ECP 2021 tengah memasuki tahap keempat. Pada Tahap ini dilakukan kunjungan ke lokasi produksi peserta di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kunjungan dilakukan pada 28— 30 September 2021 lalu. Pelaksanaan ECP Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat