Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ilmuwan Cermati Perkembangan Mutasi Varian Delta AY.4.2, bakal Mirip Varian Lambda?

        Ilmuwan Cermati Perkembangan Mutasi Varian Delta AY.4.2, bakal Mirip Varian Lambda? Kredit Foto: Pixabay/Cromaconceptovisual
        Warta Ekonomi, Washington -

        Pakar dan ilmuwan kesehatan tengah mencermati perkembangan Covid-19 varian Delta subvarian AY.4.2 yang telah terdeteksi di puluhan negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut peningkatan kasus AY.4.2 mulai diamati sejak Juli lalu.

        "Studi epidemiologis dan laboratorium sedang berlangsung," kata WHO menanggapi perkembangan subvarian AY.4.2 dilaporkan laman Al Jazeera, Minggu (31/10/2021).

        Baca Juga: Awas! 1 Kasus Subvarian Delta AY.4.2 Covid-19 Dilaporkan di Singapura

        Disebutkan bahwa 93 persen dari kasus AY.4.2 terdeteksi di Inggris. Subvarian itu secara bertahap berkontribusi pada proporsi kasus yang lebih besar di sana. AY.4.2 menyumbang sekitar 5,9 persen kasus dari keseluruhan kasus Delta di Inggris.

        The UK's Health Security Agency (UKHSA) telah melabeli AY.4.2 sebagai "variant under investigation". Meski telah tersebar, mereka belum menyatakan subvarian tersebut sebagai "variant of concern".

        Mengenal Subvarian AY.4.2

        AY.4.2 adalah evolusi dari varian Delta yang sangat menular. Para ilmuwan telah menemukan tiga mutasi, termasuk dua pada spike protein, bagian dari virus yang mengikat dan menyerang sel-sel tubuh.

        AY.4.2 atau kerap dilabeli Delta Plus telah ditemukan di setidaknya 42 negara. Amerika Serikat (AS), India, Israel, dan Rusia adalah beberapa negara yang turut mendeteksi subvarian tersebut.

        Kendati demikian, para ahli mencatat AY.4.2 belum menjadi strain dominan di negara-negara yang sudah mendeteksi subvarian tersebut.

        "Saat ini strain telah ditemukan di beberapa negara lain, tapi tidak menjadi dominan," ungkap Roselyn Lemus-Martin dari University of Oxford.

        Menurut dia, ada kemungkinan kemunculan dan perkembangan AY 4.2 bakal mirip seperti Covid-19 varian Lambda.

        "Pada awalnya orang-orang khawatir, tapi akhirnya kehadirannya berkurang di tempat-tempat seperti AS dan Inggris," ucapnya.

        Apakah AY.4.2 Lebih Menular Dibanding Delta?

        Masih belum ada penjelasan valid apakah subvarian AY.4.2 lebih menular dibanding Delta. Belum ada riset pula apakah AY.4.2 lebih resistan terhadap vaksin.

        "Kami tidak memiliki cukup data untuk menunjukkan satu atau lain cara," kata Kepala Divisi Ilmu Patologi di Sidra Medicine Qatar, Patrick Tang.

        Menurut dia, menyebarnya AY.4.2 bisa disebabkan beberapa faktor, termasuk langkah-langkah kesehatan masyarakat yang ditetapkan pemerintah atau kepatuhan terhadap langkah-langkah tersebut.

        "Perubahan kecil pada virus hampir tidak pernah menyebabkan peningkatan penularan. Peningkatan penularan benar-benar merupakan indikasi respons kesehatan masyarakat atau kepatuhan terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat," ujar Patrick.

        Khusus di Inggris, Roselyn Lemus-Martin dari University of Oxford mengatakan belum jelas apakah penyebaran AY.4.2 di sana disebabkan alasan biologis atau terkait kondisi epidemiologis di Inggris.

        "Di Inggris, langkah-langkah melawan Covid-19 saat ini sangat longgar, praktis mereka tidak mengikutinya lagi, dan kami tidak tahu apakah itu mungkin menjadi alasan penyebarannya," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: