Software as a service (SaaS) adalah model distribusi software di mana penyedia cloud akan menghosting aplikasi dan membuatnya tersedia bagi end user melalui internet. Dalam model ini, vendor software independen (ISV) dapat mengontrak penyedia third-party cloud untuk meng-host aplikasi. Atau, bisa juga dilakukan dengan perusahaan yang lebih besar, seperti Microsoft sebagai penyedia cloud yang merupakan vendor software.
Aplikasi software ini dapat berupa apa saja, mulai dari software perkantoran hingga komunikasi terpadu di antara berbagai aplikasi bisnis lain yang tersedia.
Baca Juga: Accurate Indonesia Rilis Software POS untuk Tingkatkan Efisiensi Bisnis di Masa Pandemi
SaaS menawarkan berbagai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan utama SaaS mencakup aksesibilitas, kompatibilitas, dan manajemen operasional. Selain itu, model SaaS menawarkan biaya awal yang lebih rendah daripada pengunduhan dan pemasangan software tradisional, membuatnya tersedia untuk bisnis yang lebih luas, sehingga memudahkan perusahaan kecil untuk dapat bersaing di pasar yang ada sambil memberdayakan pemasok.
Kekurangan utama dari aplikasi SaaS adalah mereka biasanya memerlukan koneksi internet agar dapat berfungsi. Namun seiring dengan meningkatnya ketersediaan luas dari broadband dan jaringan telepon berkecepatan tinggi seperti 5G membuat ini tidak menjadi masalah yang besar. Selain itu, beberapa aplikasi SaaS sudah memiliki mode offline yang dapat mempermudah kita sebagai penggunanya.
Bagaimana Cara Kerja SaaS?
SaaS dapat bekerja melalui model pengiriman cloud. Software provider akan menghosting aplikasi dan data terkait menggunakan server, basis data, jaringan, dan sumber daya komputasinya sendiri, atau mungkin ISV yang mengontrak penyedia cloud untuk menghosting aplikasi di pusat data provider. Aplikasi ini akan dapat diakses oleh perangkat apa pun dengan koneksi jaringan. Aplikasi SaaS biasanya dapat diakses melalui browser web.
Akibatnya, perusahaan yang menggunakan aplikasi SaaS tidak ditugaskan untuk mengatur dan memelihara software tersebut. Pengguna cukup membayar biaya berlangganan untuk mendapatkan akses ke software yang merupakan solusi siap pakai.
SaaS berkaitan erat dengan application service provider (ASP) dan model pengiriman software computation sesuai permintaan di mana penyedia menghosting software pelanggan dan mengirimkannya ke end user yang telah disetujui melalui internet.
Dalam model SaaS software-on-demand, provider memberi pelanggan akses berbasis jaringan ke satu salinan aplikasi yang dibuat penyedia khusus untuk distribusi SaaS. Kode sumber aplikasi tersebut sama untuk semua pelanggan, dan ketika fitur atau fungsi baru telah dirilis, mereka akan diluncurkan ke semua pelanggan. Walau tergantung pada service level agreement (SLA), data pelanggan untuk setiap model dapat disimpan secara lokal, di cloud, atau keduanya secara lokal dan cloud.
Organisasi bisnis dapat mengintegrasikan aplikasi SaaS dengan software lain menggunakan application programming interface (API). Misalnya, bisnis dapat menulis software tools mereka sendiri dan menggunakan API SaaS provider untuk mengintegrasikan alat tersebut dengan SaaS offering.
Keunggulan Dari SaaS
SaaS menghilangkan kebutuhan organisasi untuk terus menginstal dan menjalankan aplikasi di komputer mereka atau di pusat data mereka sendiri. Ini menghilangkan biaya akuisisi hardware, penyediaan dan pemeliharaan, serta lisensi software, instalasi dan dukungan. Manfaat lain dari SaaS model meliputi:
1. Pembayaran fleksibel. Daripada membeli software untuk diinstal, atau hardware tambahan untuk mendukungnya, pelanggan dapat berlangganan SaaS offering. Mentransisikan anggaran ke biaya operasional berulang memungkinkan banyak bisnis menerapkan penganggaran yang lebih baik dan lebih dapat diprediksi. Pengguna juga dapat menghentikan SaaS offering kapan saja untuk menghentikan biaya berulang tersebut.
2. Penggunaan terukur. Layanan cloud seperti SaaS menawarkan skalabilitas vertikal yang tinggi, sehingga memberi pelanggan pilihan untuk mengakses lebih banyak atau lebih sedikit layanan atau fitur sesuai permintaan.
3. Pembaruan otomatis. Daripada membeli software baru, pelanggan dapat mengandalkan SaaS provider untuk melakukan pembaruan dan manajemen patch secara otomatis. Hal ini semakin mengurangi beban internal staf TI Anda.
4. Aksesibilitas dan ketekunan. Karena vendor SaaS mengirimkan aplikasi melalui internet, pengguna dapat mengaksesnya dari perangkat dan lokasi mana pun yang mendukung koneksi internet.
5. Kustomisasi. Aplikasi SaaS sering kali dapat disesuaikan dan dapat diintegrasikan dengan aplikasi bisnis lainnya, terutama di seluruh aplikasi dari penyedia software.
Tantangan dan Risiko SaaS
SaaS juga menimbulkan beberapa potensi risiko dan tantangan, karena bisnis harus bergantung pada vendor luar untuk menyediakan software, menjaga software tersebut agar tetap berjalan, melacak dan melaporkan penagihan yang akurat, serta memfasilitasi lingkungan yang aman untuk data bisnis Anda.
1. Masalah di luar kendali pelanggan. Masalah ini dapat muncul ketika provider mengalami gangguan layanan, memaksakan perubahan yang tidak diinginkan pada penawaran layanan atau mengalami pelanggaran keamanan -- yang semuanya dapat berdampak besar pada minat pelanggan untuk menggunakan SaaS offering. Untuk secara proaktif mengurangi masalah ini, pelanggan harus memahami SLA SaaS provider mereka dan memastikannya untuk diterapkan.
2. Pembaruan (update) yang tidak dapat dikembalikan. Jika provider mengadopsi versi terbaru dari aplikas tersebuti, maka pembaruan itu akan diluncurkan ke semua pelanggannya, terlepas dari apakah pelanggan menginginkan versi yang lebih baru atau tidak. Ini mungkin membuat organisasi agar bisa menyediakan waktu dan sumber daya tambahan untuk pelatihan.
3. Kesulitan berpindah vendor. Seperti halnya menggunakan penyedia layanan cloud apa pun, berpindah vendor bisa jadi hal yang sulit. Untuk dapat berpindah vendor, pelanggan harus memigrasikan data dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu, beberapa vendor menggunakan teknologi dan tipe data berpemilik, yang selanjutnya dapat memperumit transfer data pelanggan antara penyedia cloud yang berbeda. Vendor lock-in adalah ketika pelanggan tidak dapat dengan mudah berpindah antar penyedia layanan karena kondisi ini.
4. Masalah keamanan. Keamanan cloud sering disebut sebagai tantangan yang signifikan bagi aplikasi SaaS.
Konklusi
Secara keseluruhan, SaaS menawarkan banyak manfaat secara keseluruhan yang harus dapat bekerja bagi kepentingan pemasok dan pengguna. Walau beberapa perusahaan mungkin lebih memilih untuk mengatur layanan manajemen cloud mereka dan menggunakan orkestrasi antara perangkat dan situs untuk mengontrol data mereka sendiri, bagi sebagian besar usaha kecil (UMKM) setidaknya SaaS menawarkan peluang yang tak tertandingi dan dapat membantu mereka untuk mengembangkan, memperluas, dan memberikan nilai lebih, baik kepada staf maupun pelanggan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: