Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Top, Laba Bersih PermataBank Melesat 93% di Kuartal III 2021

        Top, Laba Bersih PermataBank Melesat 93% di Kuartal III 2021 Kredit Foto: PermataBank
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Permata Tbk (PermataBank) membukukan Laba Bersih setelah pajak sebesar Rp831 miliar pada kuartal III 2021, meningkat secara signifikan sebesar 93% atau hampir dua kali lipat dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp430 miliar.

        Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang mulai terjadi di Kuartal II dan keberhasilan program vaksinasi yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia untuk menurunkan jumlah kasus COVID-19 mulai membuahkan pergerakan positif dalam pemulihan perekonomian dan pertumbuhan kredit.

        Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant mengemukakan, menjelang tutup tahun 2021, PermataBank terus menunjukan kinerja yang tetap kuat dan konsisten. Baca Juga: Keren, PermataBank Masuk Jajaran Bank Terbaik di Asia

        "Kami berupaya terus menjangkau pasar dan segmen nasabah yang lebih luas dengan menawarkan inovasi produk dan jasa perbankan digital dengan sinergi dan dukungan penuh dari pemegang saham pengendali kami, Bangkok Bank. Kinerja yang positif di kuartal III 2021 ini juga tidak lepas dari dukungan para nasabah setia kami yang selalu maju bersama menjadikan kami bank of choice mereka serta komitmen kami untuk terus memberikan kenyamanan dan keamanan transaksi perbankan dan turut berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/11/2021).

        Sejalan dengan pemulihan perekonomian Indonesia, laba bersih PermataBank disokong oleh penyaluran kredit yang tumbuh secara signifikan 21% YoY menjadi sebesar Rp124,2 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 45% YoY dan pertumbuhan KPR sebesar 23% YoY.

        Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh sebesar 23% YoY terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28%. Kenaikan ini sejalan dengan strategi Bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang.

        Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA Bank mengalami peningkatan menjadi 53%, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%. Baca Juga: Kembali Gelar Wealth Wisdom, PermataBank Ajak Masyarakat Bangkit dan Optimis

        Dengan kondisi demikian, Bank membukukan pertumbuhan aset sebesar 31% YoY menjadi sebesar Rp219 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan aset tersebut, Bank membukukan Pendapatan Operasional sebesar Rp7,5 triliun atau tumbuh sebesar 17% YoY dan Laba Operasional sebelum Pencadangan tumbuh sebesar 28% YoY menjadi sebesar Rp3,5 triliun. Pertumbuhan Pendapatan Operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 28%.

        Hal ini mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham, secara optimal. Rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) juga mengalami perbaikan menjadi sebesar 88%, membaik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 92% yang dikontribusikan oleh penurunan pencadangan kerugian kredit, sejalan dengan perbaikan kualitas portfolio kredit Bank.

        Kualitas portfolio kredit Bank masih terjaga dengan baik dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing sebesar 3,3% dan 0,9%, terkoreksi menjadi lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rasio masing-masing sebesar 3,8% dan 1,5%.

        Secara pruden Bank membukukan pencadangan kerugian kredit untuk mengantisipasi potensi kerugian kredit yang dapat terjadi sebagai akibat pandemi yang masih berlangsung, dengan mempertahankan rasio NPL coverage sebesar 217%, hampir dua kali lipat dibandingkan rasio NPL coverage tahun lalu sebesar 118%.

        Rasio permodalan Bank adalah yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing-masing 34% dan 26% dimana hal ini menjadi key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun inorganik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: