Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kesehatan Mental dan Fisik Karyawan Kunci Kinerja Perusahaan di Era Pandemi

        Kesehatan Mental dan Fisik Karyawan Kunci Kinerja Perusahaan di Era Pandemi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Budaya tempat kerja tradisional telah mengalami perubahan besar akibat pandemi COVID-19 dan telah mempercepat penggunaan teknologi digital untuk bekerja dari jarak jauh sambil tetap terhubung dengan rekan kerja. Banyak divisi sumber daya manusia (SDM) juga harus menyesuaikan dan mengadaptasi kebijakan tempat kerja mereka agar sesuai dengan pengaturan kerja di masa depan. 

        Di satu sisi, mereka harus memastikan keberlanjutan perusahaan dan di sisi lain memastikan pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan yang bekerja dari jarak jauh. Menurut Survei Krisis Global PWC 2021, 80% pemimpin perusahaan di seluruh dunia mengatakan organisasi mereka menyadari pentingnya menjaga kesejahteraan karyawan mereka, baik secara fisik maupun mental selama pandemi. 

        Di Indonesia Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menilai Human Resource Management (HRM) memiliki peran sangat penting dalam mendukung pemerintah memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dikatakan, kesehatan karyawan menjadi kunci utama bagi keberlangsungan usaha di saat pandemi. 

        “Perusahaan khususnya divisi HR diharapkan mampu memitigasi risiko dan memastikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan di perusahaannya,” saat menyampaikan sambutan kunci pada Corporate Rating Award Human Capital on Resilience Award 2021, baru-baru ini.  

        Salah satu bentuk imbalan kerja yang diberikan oleh perusahaan adalah melalui pertanggungan asuransi kesehatan. Perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19 mau tidak mau mengubah sistem jaminan kesehatan yang selama ini kita kenal.

        Good Doctor memiliki lebih dari 50 dokter full time yang selalu ada dokter yang siap melayani. Bahkan, untuk kerja sama B2B seperti ini, Good Doctor menyediakan priority doctor. Artinya, dokter yang melayani merupakan dokter pilihan, tidak akan diganti secara random saat pasien ingin berkonsultasi kembali. Selain itu, Good Doctor beroperasi seperti rumah sakit. Setelah merekomendasikan obat ke pasien, tiga hari kemudian, dokter akan menghubungi pasien untuk mengetahui perkembangan pasien. 

        “Apabila belum ada perkembangan, dokter akan melakukan follow up consultation. Kami menyebutnya dengan push care management. Dengan demikian, pelayanan yang kami berikan bersifat end to end,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: