Cegah Lonjakan Kasus Usai Nataru, Indonesia Bisa Masuk Endemi Covid-19

Pandemi berakhir dan Indonesia bisa memasuki tahap endemi Covid-19, itulah cita-cita besar bangsa Indonesia. Namun, dibutuhkan upaya pengendalian kasus Covid-19 untuk bisa masuk ke tahap endemi tersebut.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan bahwa Indonesia harus bisa mempertahankan kondisi kasus Covid-19 yang terkendali di tengah lonjakan kasus global. Kondisi pandemi yang terkendali pun harus disikapi dengan hati-hati. Selain itu, diperlukan rencana matang menuju tahap perkembangan kasus yang lebih terkendali. Baca Juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Jadi Indikator Penetapan Level PPKM

"Perlu menjadi perhatian, transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi," tegas Wiku dilansir pada Rabu, 24 November 2021. 

Ia menambahkan, ada tiga kondisi penularan penyakit, termasuk Covid-19. Kondisi pertama adalah epidemi, yakni kondisi peningkatan kasus suatu penyakit yang cepat di wilayah tertentu. Sebagai contohnya, Covid-19 pada awalnya merupakan epidemi yang ditemukan di Kota Wuhan China dan kemudian terus menyebar hingga ke seluruh penjuru negeri. 

Kondisi epidemi kemudian dapat berkembang menjadi pandemi karena peningkatan jumlah kasus Covid-19 secara cepat dan bersamaan di banyak negara atau bahkan dunia. Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi sejak 11 Maret 2020 hingga saat ini. Kondisi ketiga ialah endemi, yakni jika kasus masih tetap ada di beberapa wilayah dengan jumlah kasus yang rendah dan laju penularan yang stagnan. 

"Tahapan epidemi menjadi pandemi COVID-19 telah banyak memberikan pelajaran bagi kita. Khususnya terkait pentingnya mencegah agar lonjakan kasus tidak lagi terjadi di kemudian hari," sambung Wiku.

Sejumlah upaya telah disiapkan pemerintah untuk menyongsong Indonesia menuju endemi. Upaya pertama ialah menetapkan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar. Upaya kedua ialah memantau kasus melalui surveilans kasus dan genomik Covid-19 secara konsisten. 

Ketiga, menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan, serta pengobatan kasus secara berkualitas. Tidak lupa, dilakukan juga upaya menjaga penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui testing dan tracing, penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif, termasuk dalam hal mobilitasnya.

"Kita berharap perkembangan kasus di Indonesia yang semakin baik ini tetap bertahan. Bahkan pasca periode nataru seringkali menimbulkan lonjakan kasus," katanya lagi.