Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gokil! Pendiri Grammarly Debut Jadi Miliarder Dunia, Segini Harta Kekayaan Mereka!

        Gokil! Pendiri Grammarly Debut Jadi Miliarder Dunia, Segini Harta Kekayaan Mereka! Kredit Foto: Twitter/Forbes
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Putaran investasi USD200 juta (Rp2,8 triliun) berhasil membuat pendiri Grammarly menjadi miliarder dunia. Mereka ialah Max Lytvyn dan Alex Shevchenko. Putaran investasi yang diumumkan minggu lalu telah melambungkan nilai perusahaan menjadi USD13 miliar (Rp185 triliun), sekaligus menjadikan pendirinya berharta masing-masing USD4 miliar (Rp57 triliun).

        Melansir Forbes di Jakarta, Kamis (25/11/21) pengusaha kelahiran Ukraina ini memulai Grammarly, yang merupakan asisten penulisan otomatis pada tahun 2009 dengan bantuan programmer Dmytro Lider.

        Sekitar 22% Grammarly dimiliki oleh investor yang terlibat dalam dua putaran pendanaan pada 2019 dan 2021, menurut data yang dikumpulkan oleh Pitchbook. Sementara itu, Lider, pendiri ketiga, memegang saham hanya 1%. Sementara Lytvyn dan Shevchenko masing-masing memiliki sekitar 35% dari ekuitas Grammarly.

        Baca Juga: Rogoh Kocek Rp617 Miliar, Ini Dia Miliarder Pemenang Lelang Salinan Asli Konstitusi AS!

        Meski demikian, Grammarly membantah perkiraan Forbes tetapi belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung penilaian yang berbeda dari para pendirinya.

        "Grammarly adalah perusahaan swasta dan tidak mengungkapkan distribusi atau angka kepemilikan perusahaan," kata kepala komunikasi perusahaan Senka Hadzimuratovic dalam email.

        Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini diluncurkan lebih dari satu dekade yang lalu dengan nama Sentenceworks yang segera ditinggalkan sebagai produk berbasis langganan yang bertujuan membantu siswa dengan tata bahasa dan ejaan mereka.

        Sejak saat itu, perusahaan ini berkembang dari satu-satunya fokus pada pendidikan dan membuka akses ke pemeriksa tata bahasa oleh kecerdasan buatan (AI), yang dapat digunakan untuk dengan mudah menghilangkan kesalahan dalam email, dokumen, dan banyak lagi.

        Perusahaan juga telah merilis produk spin-off seperti Grammarly for Business, edisi pemeriksa tata bahasa untuk penggunaan korporat yang menawarkan klien besar seperti Zoom, Cisco, Dell, dan Expedia.

        Produk utama Grammarly telah tersedia secara luas di bawah model freemium sejak 2015, dengan opsi untuk membeli versi yang ditingkatkan dengan harga mulai dari USD12 hingga USD30 per bulan.

        “Itu adalah titik perubahan bagi kami,” ujar CEO Grammarly Brad Hoover kepada Fast Company dalam sebuah wawancara tahun 2019.

        Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan dari mulut ke mulut benar-benar berkembang pesat. Saat ini, perusahaan mengklaim telah menjangkau 30 juta orang setiap hari melalui operasinya di 500.000 aplikasi dan situs web, termasuk aplikasi email, berbagai browser web, media sosial, dan Microsoft Word.

        Ini bukan satu-satunya perusahaan yang Lytvyn dan Shevchenko mulai bersama. Miliarder yang bertemu saat kuliah di Universitas Kristen Internasional di Ukraina ini mengatakan ide untuk Grammarly sebenarnya berasal dari usaha mereka sebelumnya, MyDropBox, yang dimulai sejak masa kuliah mereka.

        “Kami telah membangun produk untuk membantu mencegah plagiarisme dari tulisan siswa,” tulis Lyvtyn dalam posting blog pada bulan Maret. “Ini membuat kami mengajukan pertanyaan mendasar yang serius: Mengapa orang memilih untuk menjiplak? Mungkinkah mereka merasa sulit untuk mengomunikasikan apa yang mereka maksud dengan suara mereka sendiri?”

        Misi mereka mungkin terdengar mulia, sayangnya ada hal mengganjal tentang motivasi Lyvtyn dan Shevchenko di awal perjalanan bisnis ini ketika ditemukan bahwa dua layanan online yang mereka luncurkan untuk membantu profesor memeriksa makalah siswa untuk plagiarisme (pendahulu MyDropBox) memiliki hubungan ke situs web yang menjual makalah untuk siswa yang dibantah oleh mereka.

        Grammarly memiliki kantor di San Francisco, Vancouver dan Kyiv, Ukraina. Sebelum putaran terbaru, Grammarly mengumpulkan USD90 juta (Rp1,2 triliun) dari investor dengan penilaian USD1 miliar (Rp14,2 triliun) pada Oktober 2019.

        Putaran itu dipimpin oleh General Catalyst dan termasuk partisipasi dari IVP. Pendanaan baru membawa investor baru termasuk Baillie Gifford dan BlackRock, ungkap CEO Grammarly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: