Pengamat politik, Ferdinand Hutahaean, mengaku bingung dengan konsep acara alternatif panitia Reuni Akbar 212.
"Saya belum mengerti konsep yang mau diubah dari reuni 212," kata Ferdinand kepada JPNN.com, Sabtu (27/11).
Sebelumnya, Ketua Panitia Reuni 212 Eka Jaya mengatakan pihaknya mengubah acara menjadi acara superdamai jika tak dapat izin dari Polda Metro Jaya. Baca Juga: Gak Butuh Izin Polisi, Reuni 212 Tetap Jalan: Harus Dilaksanakan!
Menurut Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri itu, pihak panitia sebaiknya menggelar acara secara virtual saja.
Dengan begitu, acara itu tidak akan menciptakan kerumunan yang berisiko menularkan Covid-19.
Mantan kader Demokrat itu menambahkan, acara-acara reuni itu tidak lagi relevan di saat sekarang.
Menurutnya, pertemuan-pertemuan seperti itu adalah bagian dari Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu yang dianggapnya brutal.
“Bagi saya reuni ini, sudahlah, tidak perlu dilakukan, tidak penting," ujar Ferdinand Hutahaean.
Sebelumnya Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengatakan bahwa reuni itu digelar di dekat Monas, Jakarta Pusat, tepatnya di sekitar Patung Arjuna Wijaya, pada 2 Desember 2021.
Menurut dia, reuni akbar 212 saat ini masih dalam persiapan.
"Benar rencananya seperti itu, antara Monas dan sekitarnya," kata Novel seperti dikutip dari JPNN.com, baru-baru ini.
Reuni PA 212 juga saat ini sudah melayangkan permintaan izin reuni ke Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI Jakarta.
"Iya (perizinan masih berproses di Polda Metro Jaya)," ungkap Novel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: