Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GNPR: Pada Akhirnya 212 Melahirkan Kemenangan yang Membuat Penista Agama Lengser

GNPR: Pada Akhirnya 212 Melahirkan Kemenangan yang Membuat Penista Agama Lengser Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Massa Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) mengenang lahirnya kelompok 212 yang terjadi karena dipicu aksi 411 pada 2016.

Orator di atas mobil komando awalnya menyampaikan aksi 411 melahirkan 212 yang pada saat itu mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mundur dari jabatannya karena dinilai menistakan agama.

Dia menyatakan aksi tersebut dikenal dengan sebutan Aksi Bela Islam.

"Pada akhirnya 212 melahirkan kemenangan yang membuat penista agama longsor dan lengser. Alhamdulillah," ucap orator di atas mobil komando di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022).

Baca Juga: Seorang Habib Komentari Demo 411: Mereka Cuma Modal Sorban, Ujungnya Dukung Anies Presiden

Orator menambahkan aksi 411 pada 2016 yang dipimpin oleh Eks Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menggetarkan semangat massa dengan nasyid.

"Imam Besar Habib Rizieq Shihab menyerukan nasyid untuk menggetarkan semangat umat, yaitu nasyid Aksi Bela Islam," ungkapnya. Orator juga berharap pada aksi kali ini kemenangan bisa kembali diraih oleh massa GNPR.

Setelah itu, orator memimpin massa untuk menyanyikan kembali nasyid Aksi Bela Islam.

Adapun, massa GNPR melakukan aksi demonstrasi menuntut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk mundur dari jabatannya, di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022).

Berdasarkan pantauan GenPI.co di lokasi, massa mulai berdatangan ke kawasan Patung Kuda pada pukul 14.00 WIB. Massa GNPR menganggap Jokowi telah gagal dalam menjalankan pemerintahan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: