Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Inflasi November Naik, BI Nilai Inflasi 2021 di Bawah Sasaran 3,0%

        Meski Inflasi November Naik, BI Nilai Inflasi 2021 di Bawah Sasaran 3,0% Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy).

        "Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Rabu (1/12/2021).

        Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17% (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas emas perhiasan, sewa rumah, dan kontrak rumah seiring pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas masyarakat. Baca Juga: Wujudkan Stabilitasi Inflasi, BI dan Pemprov Sumut Gelar Rakorprov TPID

        Erwin bilang, secara tahunan, inflasi inti November 2021 tercatat sebesar 1,44% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,33% (yoy). Inflasi inti tetap rendah di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.

        Sementara kelompok volatile food mengalami inflasi 1,19% (mtm) pada November 2021, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,07% (mtm). 

        "Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak goreng seiring berlanjutnya kenaikan harga crude palm oil (CPO) global. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 3,05% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,16% (yoy)," jelas Erwin.

        Kelompok administered prices pada November 2021 mencatat inflasi 0,37% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,33% (mtm).

        Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan rokok kretek filter akibat mobilitas udara yang membaik sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas dan berlanjutnya dampak kenaikan cukai tembakau. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 1,69% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,47% (yoy).

        "Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: