Dipenjaranya sosok eks-Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memang menuai banyak tuntutan dari sejumlah pihak, khususnya para simpatisannya. Pada acara Reuni Akbar 212 2 Desember lalu saja, sempat ditampilkan sebuah spanduk yang menuntut agar Rizieq dibebaskan.
Hingga saat ini, Rizieq masih mendekam di penjara akibat sejumlah kasus hukum yang menjeratnya beberapa waktu lalu. Pihak berwenang juga masih belum memiliki rencana untuk memberikan kebebasan kepada Rizieq.
Baca Juga: Munarman Terkait dengan ISIS, Ferdinand Hutahaean Minta Habib Rizieq Juga Diperiksa
Namun, baru-baru ini beredar sebuah video di YouTube yang mengangkat narasi yang menyebut bahwa muncul sebuah gerakan untuk pembebasan Rizieq. Video tersebut mengklaim bahwa pihak Arab Saudi, bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menginisiasi gerakan tersebut.
Adapun video tersebut disebarkan oleh kanal YouTube Gajah Mada TV dengan mengangkat narasi tersebut dalam judul video. Berikut bunyi narasinya:
"HAKIM & BJAKSA TERKEJUT! ARAB SAUDI & MUI AKAN PASANG BADAN BEBASKAN HABIB RIZIEQ DARI JERUJI BESI!"
Selain itu, adapul narasi serupa yang dicantumkan kanal tersebut dalam thumbnails video. Berikut bunyinya:
"TAK DITAYANGKAN DI TV ARAB SAUDI AKHIRNYA TURUN TANGAN BEBASKAN ABIB RIZIEQ! HAKIM & JAKSA TERKEJUT! ARAB SAUDI & MUI AKAN PASANG BADAN BEBASKAN HABIB RIZIEQ DARI JERUJI BESI!"
Untuk cek fakta, ternyata tak ada sama sekali penjelasan dalam isi video yang memiliki sinkronasi dengan narasi yang diangkat. Video tersebut faktanya hanya berupa suntingan sejumlah video serta pembacaan sejumlah artikel berita. Adapun video-video yang dicuplik dan artikel-artikel yang dibacakan tersebut tak ada kaitannya sama sekali dengan narasi pada judul dan thumbnails video.
Adapun dalam video tersebut, konten pertama yang menjadi cuplikan adalah video klarifikasi Duta Besar Arab Saudi terkait sejumlah isu pada 2018 lalu. Cuplikan video tersebut dinukil Gajah Mada TV dari video aslinya dari akun Facebook TVMuhammadiyah yang tayang pada 13 November 2018 silam dan tak ada sama sekali pernyataan yang meminta Rizieq dibebaskan.
Selanjutnya, konten kedua yang muncul dalam video tersebut dinukil dari unggahan akun Twitter @NON4m3_90 pada 25 Maret 2021 lalu. Unggahan video tersebut berisi pernyataan sikap sejumlah pihak yang mengatasnamakan diri mereka ulama dan tokoh Islam di Banten terkait kasus Rizieq. Faktanya, tak ada sama sekali ditemukan pernyataan dari pihak MUI.
Konten ketiga juga memiliki isi yang serupa, yakni sejulah pernyataan dari sejumlah pihak terkait kasus Rizieq. Serupa, tak juga ditemukan pernyataan pembebasan Rizieq dari pihak Arab Saudi maupun MUI dalam video tersebut.
Kemudian, konten keempat berasa dari video dari kanal YouTube resmi iNews [ada 2 Februari 2017 silam terkait kasus dugaan chat mesum Rizieq dengan Firza Husein. Video tersebut hanyalah berisi konferensi pers Rizieq pasca menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya pada 1 Februari 2017. Tak ada sama sekali isi video tersebut yang menyinggung tuntutan pembebasan Rizieq baik dari pihak Arab Saudi maupun pihak MUI.
Sementara itu, artikel pertama yang dibacakan dalam video terdebut hanya berisi ungkapan Amien Rais yang membahas terkait kriminalisasi Rizieq dan sejumlah pernyataannya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Tak ditemukan pula pernyataan Arab Saudi dan MUI terkait pembebasan Rizieq.
Sama halnya dengan artikel kedua yang hanya berisi pernyataan Nicho Silalahi soal Reuni 212 yang menyinggung Rizieq dan pengawalnya yang meninggal. Senada, tak ditemukan pula pembahasan yang menyinggung soal narasi pihak Arab Saudi dan pihak MUI bergerak untuk pembebasan Rizieq.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa narasi yang diangkat kanal YouTube Gajah Mada TV adalah hoaks. Merujuk pada "7 Tipe Mis dan Disinformasi", konten tersebut tergolong ke dalam kategori konten yang dimanipulasi, yakni ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu.
Dalam hal ini, informasi atau gambar, yakni sejumlah video dan artikel yang dinukil oleh pengunggah disunting sedemikian rupa dan dimanipulasi dengan mengangkat narasi sesuai tujuan si pengunggah, yakni menipu audiens.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq