Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menegaskan, larangan mengucapkan Selamat Natal bertentangan dengan semangat kebhinnekaan. Sebab, Indonesia ini terbentuk dari keanekaragaman agama, suku, bahasa, budaya, adat istiadat.
"Kunci penting dari hidup harmonis dan damai dalam keanekaragaman adalah saling mengakui dan menghormati keberadaan masing-masing," kata Giring dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (16/12).
Baca Juga: Munarman Menangis di Pengadilan, Orang PSI Kasih Komentar Pedas: Kalau Sudah Diadili Nangis
Dengan mengucapkan selamat atas hari raya umat lain, kata Giring, berarti mengakui keberadaan dan eksistensi agama-agama yang ada di Indonesia.
"Sama halnya kita mengucapkan selamat ulang tahun atau selamat atas kesuksesan pada seseorang. Berarti kita mengakui dia adalah sahabat dan saudara kita," ujar pria yang pernah menjadi vokalis Grup Band Nidji ini.
Polemik soal ucapan Natal muncul kembali. Diketahui Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara melarang ucapan Selamat Natal. Ucapan itu dinilai tak sesuai ajaran Islam. Hal tersebut tertuang dalam dokumen Tausyiah MUI Sumatera Utara Nomor 39/DP-PII/XII/2021.
"Melarang ucapan Natal sama artinya dengan upaya menafikan atau tidak mengakui keberadaan umat Kristiani. Ini yang saya sebut bertentangan dengan semangat kebhinnekaan," terangnya.
Karena itu, Giring mengajak masyarakat Indonesia untuk menjaga kebersamaan dan persatuan dengan tidak mencederai semangat kebhinnekaan.
Baca Juga: Duh... Wagub Riza dan PSI Jadi Saling Sindir Gara-Gara Ini
"Mari kita jaga Indonesia dengan menjaga kebhinnekaannya. Jangan sampai ada upaya mencederainya. Menjaga kebhinnekaan Indonesia berarti kita menjaga persatuan, menjaga kedamaian, dan menjaga keutuhan Indonesia," pungkas Bro Giring, sapaan akrabnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: