Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kubedistik, Inovasi Pertamina EP Tarakan Field Berdayakan Kelompok Disabilitas

        Kubedistik, Inovasi Pertamina EP Tarakan Field Berdayakan Kelompok Disabilitas Kredit Foto: Pertamina EP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field senantiasa berkontribusi bagi pengembangan kapasitas masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan, antara lain dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

        Melalui inisiasi PEP Tarakan Field, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Tarakan, mulai tahun resmi diwajibkan menggunakan Batik Tarakan yang salah satunya hasil karya Kubedistik.

        Sony Lolong, Ketua Kubedistik, mengatakan PEP Tarakan Field terus berusaha agar Kubesdistik terus berkembang. Dukungan PEP Tarakan Field  yang bersinergi dengan Pemerintah Kota Tarakan akhirnya menelurkan dua kebijakan. Pertama, aturan yang mewajibkan semua ASN menggunakan Batik Tarakan yang diawali dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan.

        “Lalu Pergub 2021 lahir dan mewajibkan seluruh ASN Kaltara menggunakan batik lokal Kaltara,” kata Sony saat menjadi pembicara dalam sharing session bertema Journey to Empowerment: Berbagi Nilai dan Cita-Cita Bersama Masyarakat di Wilayah Operasi Migas, Kamis (16/12).  

        Sony mengatakan selama pandemi Covid-19 2020 pangsa pasar Kubedistik mandek. Pertamina pun hadir untuk memberikan order masker batik, APD, face shield sehingga kelompoknya masih ada penghasilan. 

        Kubedistik adalah program pemberdayaan masyarakat PEP Tarakan Field yang diinisiasi pada 2019. Program ini telah mendorong semangat kaum disabilitas. Melalui program Kubedistik, sebanyak 23% penyandang disabilitas berdaya. Jumlah penyandang disabilitas di Kota Tarakan mencapai lebih dari 278 orang, sebagian besar termasuk usia produktif. Namun hanya 11% yang terserap di dunia kerja.  

        Menurut Sony, batik yang dibuat oleh  kelompoknya ramah lingkungan. Hal itu dibuktikan dari penggunaan pewarna alam dalam proses pembatikan. Banyak limbah tumbuhan yang bisa diolah menjadi pewarna alam. “Dibentuknya Kelompok Kubedistik memudahkan saya untuk menyampaikan materi pengajaran kepada kaum difabel,” katanya. 

        Dia menjelaskan Kubedistik menjadi satu-satunya kelompok yang punya instalasi pengelolaan air limbah. Hingga kini sudah enam motif batik yang sudah di hak ciptakan, tiga motif di antaranya ada kaitannya dengan Pertamina dan tiga lainnya adalah motif lokal Tarakan. 

        “Untuk replikasi kegiatan ini kami menggandeng yayasan untuk orang tua jompo, sudah berjalan cikal bakal roadmap 2023. Ini cikal bakal batik yang dibuat oleh kaum diasbilitas. Saya berharap Kubedistik tidak hanya untuk kaum disabilitas, tapi jadi kelompok untuk kaum yang termarjinalkan, yang punya HIV, atau mantan napi,” katanya. 

        Lantaran kinerjanya bagus,  Kubedistik memperoleh banyak penghargaan. Salah satu di antaranya adalah terpilih menjadi salah satu binaan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan. Kubedsitik pun diundang untuk mengikuti program pendampingan pengembangan desain produk ekspor/Designers Dispatch Service (DDS) Tahun 2021. 

        Pada Oktober 2021, Kubedistik terpilih menjadi perwakilan Kaltara untuk berpartisipasi dalam ajang kegiatan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-36 di Jakarta. Acara ini diikuti oleh berbagai perusahaan nasional dan dihadiri oleh banyak calon pembeli dari dalam maupun luar negeri. 

        Isrianto Kurniawan, Field Manager PEP Tarakan, yang merupakan bagian dari PT Pertamina Hulu Indonesia sebagai Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10, mengatakan salah satu bentuk kontribusi Tarakan Field  terhadap pemberdayaan masyarakat adalah program pengembangan batik bagi kaum diasbilitas. 

        “Tarakan Field melalui Kubedistik membantu dan mencoba menyadarkan kawan-kawan disabilitas bahwa mereka punya potensi untuk dikembangkan,” kata Isrianto. 

        Menurut dia, PEP Tarakan Field menawarkan cara baru, yang awalnya berbasis charity menjadi pemberdayaan, termasuk himbauan kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan batik daerah, sehingga menciptakan segmen pasar. Selain itu, Kubedistik juga dilibatkan dalam pameran dan fashion show. 

        Kini sudah ada dampak positif yang signifikan. yang awalnya kurang percaya diri, sekarang Kubedistik sudah mampu membuat karya yang diapresiasi orang banyak. Bahkan program Kubedistik bisa direplikasi di beberapa tempat lain. 

        “Kami berharap ini (Kubedistik) bisa direplikasi di luar Tarakan dan bisa menjadi inspirasi kelompok rentan lainnya bahwa setiap orang mampu untuk menciptakan mimpinya,” kata Isrianto. 

        Arbain, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan, mengatakan kehadiran Pertamina melalui Kubedistik sangat dirasakan sekali bagi penyandang disabilitas dan terbantu melalui program kerajinan batik. Program pemberdayaan masyarakat PEP Tarakan Field ini mendorong semangat kaum disabilitas. Replikasi program pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui kerajinan batik di Yayasan Al-Marhamah, bahkan saat ini terdapat 15 orang tua jompo dapat berkreasi.

        “Kami ingin mendorong upaya ini untuk lebih berkembang ke depannya. Ujungnya perekonomian tentunya bisa terangkat,” katanya.

        Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PEP Tarakan Field selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yaitu tujuan 1: mengakhiri kemiskiran dalam segala bentuk; tujuan 8: pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; tujuan 10: mengurangi kesenjangan; dan tujuan 15: ekosistem daratan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: