Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan perlunya mengembalikan marwah NU dengan cita-cita peradaban yang mulia bagi seluruh umat manusia. Salah satunya dengan memperjuangkan kemaslahatan Indonesia.
"Mari istrahat dulu, mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali (persatuan) dari polarisasi yang sudah terjadi," kata Gus Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu (119/12/2021).
Baca Juga: Nahloh... Pengamat Buka-Bukaan Soal Sumber Dana Kaesang yang Ramai, Katanya Bahaya....
Katib Aam PBNU itu mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin ada calon presiden atau wakil presiden dari PBNU pada Pemilu 2024 mendatang.
"Saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU," ucapnya.
Namun demikian, ia juga tidak menampik kabar bahwa ada pihak-pihak tertentu yang berusaha memanfaatkan PBNU untuk kepentingan pribadi hingga kepentingan politik.
"Mari kita gunakan cara berpikir Gus Dur dengan mengutamakan kepentingan bangsa. Beliau tidak pernah peduli dengan kepentingan sendiri atau kelompok," katanya.
Ia ingin semua pihak dapat mengejar berbagai macam kepentingan tersebut dengan cara yang membawa maslahat atau kebaikan.
"Setiap orang punya kepentingan, tetapi bagaimana saya ajak untuk mengejar kepentingan masing-masing melalui cara untuk membawa maslahat untuk semua orang," jelas Gus Yahya.
Baca Juga: Ramai-Ramai Ingin Habib Bahar Ditangkap, Henry Subiakto Sebut Tidak Bisa...
Menurut dia, yang perlu dilakukan adalah mencari cara agar berbagai macam kepentingan itu dapat terlayani dan di sisi lain, kemuliaan yang di cita-citakan juga tercapai dan terlayani dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya juga mengatakan bahwa salah satu alasannya maju sebagai ketua umum PBNU untuk menghidupkan kembali idealisme, visi, dan cita-cita KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Ini merupakan momentum sangat tepat untuk menghadirkan kembali (pemikiaran) Gus Dur," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar