Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PNM Dongkrak Produktivitas UMKM dengan Melibatkan Ibu-Ibu

        PNM Dongkrak Produktivitas UMKM dengan Melibatkan Ibu-Ibu Kredit Foto: Vicky Fadil
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 yang masuk pada awal 2020 menyebabkan banyak usaha mikro, kecil dan menengah mengalami gulung tikar. Bahkan, tidak terkecuali perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beberapa di antaranya mengalami kerugian hingga hutang yang menumpuk.

        Meski sempat mengalami goncangan perekonomian nasional, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) salah satu perusahaan BUMN yang tergolong bertahan dan menunjukkan tren kinerja positif. Kini, PT PNM menjadi anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang menjadi entitas Holding Ultra Mikro (UMi). Berikut petikan wawancara reporter Warta Ekonomi, Bethriq Kindy Arrazy dengan Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi, yang dilakukan secara daring.

        Baca Juga: Gobel: Untuk Lawan Pinjol Ilegal Kuatkan PNM dan Koperasi

        1. Bagaimana cara PNM menentukan nasabah yang tepat untuk menerima permodalan dari PNM? Kriterianya apa saja?

        Bedanya dengan perbankan ini kan grup lending dan buttom up kita sosialisasikan 1-2 orang dan ujung-ujung tombak pendamping PNM menyampaikan kalau ingin mendapatkan pembiayaan dari kami cari teman-teman sebanyak 10-30 orang. Karena pandemi jumlah per kelompok sebanyak 7-15 orang, dengan begitu kami melihat nasabah kami punya kemauan. Karena grup lending kelompok konten sosial engineering dalam program pembiayaan dan pemberdayaannya lebih tinggi daripada konten social engineering.

        2. Berapa anggaran pembiayaan permodalan yang disiapkan PNM?

        Juli mulai bergerak kami dapat 2 Penyertaan Modal Negara, yakni APBN 2020 Rp1 triliun dan bulan Juli dapat tambahan Penyertaan Modal Negara dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp1,5 triliun. Jadi di 2020 dapat tambahan penyertaan modal sebesar Rp2,5 triliun.

        3. Saat ini sudah berapa jumlah nasabah PNM?

        Janji saya saya coba jaga jumlah nasabah aktif di tahun 2020 sebanyak 6,6 juta tidak berani janji tumbuh secara atraktif. Yang penting 6,6 bisa cepat produktif dan memberikan tambahan keluarganya. Realisasinya sebagian besar orang susah, realisasinya di Desember 2020 sebanyak 7,8 juta. Ternyata jumlah nasabah jadi ada pertumbuhan yang signifikan. Sekarang Mekaar pertengahan November ini sebanyak 10.737.000 dan sudah naik ke Ulaam sudah naik 100.000 berarti sudah di atas 10,8 juta.

        4. Kenapa PNM sebagian besar membidik nasabah yang berasal dari kalangan ibu-ibu?

        Karena berkah dari pandemi nasabah ibu Mekaar ini yang tidak produktif karena suami yang bekerja menjadi penganggur dan si ibu harus menjadi penopang utama kebutuhan keluarga. Jadi semangat jiwa produktif ini harus bertahan di tengah seorang ibu harus produktif. Sebagian besar ibu rumah tangga. Ini satu terobosan juga ibu rumah tangga itu kan kalau nganggur melakukan ghibah dan kita kumpulkan dalam kelompok pembiayaan menjadi lebih produktif.

        Kami mendorong agar mereka saling membantu contoh kalau ada masalah yang lain siap menanggung. Kalau mau naik plafon semua usaha harus rata dengan pembiayaan Rp2-2,5 juta dilihat nilai keekonomian masing-masing. Kalau Ulaam di atas 15 juta dan sebagian. Sekarang nasabah Mekaar sudah di atas 10 juta dan ada 100 ribu naik kelas dari Mekaar. Untuk naik plafon harus sama dan mereka muncul dorongan untuk saling membantu anggota kelompoknya.

        5. Tantangan terberat untuk meyakinkan ibu-ibu agar mau utang produktif, apa?

        Alhamdulillah kita bisa melewati tantangan. Satu yang menjadi perhatian kami bahwa kami harus memperhatikan local wisdom. Jatim, Jateng, dan Jabar penambahan jumlah anggota itu lebih tinggi di Jatim dan Jabar dibandingkan Jateng dan DIY karena ada budaya malu di dua provinsi tersebut karena masing-masing mengetahui jumlah pinjaman dan jumlah angsuran.

        Jateng dan DIY itu total nasabah aktif sebesar 1,7 juta. Di Jatim dan Jabar tembus 2,5 juta nasabah aktif itu satu contoh dan kami harus perhatikan local wisdom kami lakukan penyesuaian. Kalau daerah lain secara nasional harus ada persetujuan dari suami bagi yang sudah menikah, izin orang tua bagi yang belum menikah, dan izin saudara bagi yang sudah janda. Di daerah tertentu kawasan Timur tidak kami wajibkan persetujuan suami.

        6. Tenaga pendamping atau tenaga lapangan membutuhkan fisik yang mumpuni. Apa alasan PNM memberdayakan tenaga pendamping dari kalangan perempuan?

        Rupanya yang paling banyak berminat bekerja di posisi tersebut adalah perempuan. Selain berhubungan dengan kultur kita, kalau laki-laki harus merantau kalau ingin maju. Ternyata peminat paling banyak adalah perempuan dan paling banyak yang dilayani adalah perempuan. Tidak semua laki-laki memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni di tengah ibu-ibu.

        Pola komunikasi lebih mudah diterima perempuan karena kami ambil dari orang-orang lokal untuk meminimalisasi kesalahan komunikasi dan kesalahan bahasa. Namun, kami juga punya masalah karyawan yang kerja bagus yang ingin kami promosikan tidak direstui keluarga, padahal sudah kami bantu kuliahkan dan akhirnya resign karena promosi harus mutasi.

        Yang seperti itu kalau dia resign kami jadikan nasabah dan jadikan role model karena pernah menjadi bagian keluarga besar PNM dengan membantu dari luar. Beberapa di antaranya sukses menjadi pengusaha Blora dan Cirebon. Usianya 18-25 tahun kalau jumlahnya hingga pertengahan November 2021 sebanyak 49.135 tenaga pendamping lapangan. Desember 2019 jumlah karyawan 38 ribu. Pertumbuhan jumlah karyawan diiringi pertumbuhan jumlah nasabah. Per orang karyawan mengelola 10-15 kelompok dengan jumlah jumlah nasabah maksimal 25 orang.

        7. Selama pandemi bagaimana kondisi tenaga pendamping lapangan?

        Saat itu, Menaker menerbitkan boleh salah satu bentuk menjaga spirit teman-teman, April dan Mei 2020 boleh tidak dibayar dan dibuat janji bayar, separo, dan bertahap. Di internal kami sepakat harus bantu karyawan sebagai ujung tombak sebagai penopang keluarga yang kebanyakan usia 18-23 tahun. THR full. Bonus dan insentif kami bayarkan, bagaimana mereka bisa produktif kalau memikirkan kebutuhan di rumah itu kami prioritaskan.

        8. Bagaimana tingkat kredit macet usaha mikro selama pandemi Covid-19?

        Bulan April 2020 terjadi kemacetan 0,19 memang kami restrukturisasi dan sudah beres semua dan kembali normal. Pada Juli 2021 sejak diterjang varian Delta sampai PPKM Darurat 0.15. Terakhir, pada Oktober 2021 ini sebesar 0,9.

        Baca Juga: Hentikan BPUM di 2022, PNM Hanya Akan Salurkan Bantuan Nontunai Senilai Rp2 Triliun

        9. Apakah benar pembiayaan PNM bersifat tanggung renteng? Bisa dijelaskan mekanismenya seperti apa dan apakah memungkinkan terjadinya konflik?

        Sejauh ini sudah berjalan sejak 2016 ada 1 di Sumbar jadi saking sebalnya ini masalah komunikasi pada saat pandemi dari teman-teman kelompoknya ingin setengah, memaksa mau mengambil barang dari anggota yang menunggak sempat ramai karena menunggak.

        Sempat ramai dan kami selesaikan. Bayangan mereka di tengah kesusahan kok membantu orang lain. Itu hanya satu kasus di tahun 2020 dan bisa diselesaikan. Buat mitigasi risiko, kami jaminkan pembiayaan ini lembaga penjaminan. Sebenarnya, tanggung renteng ini poinnya ingin membangun kekompakan dan menjadi kontrol sosial.

        Kalau itu terbentuk, usaha mereka akan bertahan karena merasa ada yang melihat, bicarakan, jagain, dan perhatian. Beda lembaga formal lain yang dikasih selesai dan individual, mau maju sendiri terserah. Benefit bagi kami kualitas tetap terjaga dan untuk membangun kekompakan. Itu bukan suatu yang baru dan menjadi akar bangsa yaitu gotong royong yang mulai terkikis melalui struktur pembiayaan.

        10. Apakah pelayanan PNM sudah menyentuh Indonesia bagian timur? Bagaimana strategi PNM menjangkau nasabah di kawasan tersebut?

        Kami terus menjemput bola. Sejauh ini penduduk kawasan Indonesia Timur itu kan penduduknya terpencar-pencar selain kesulitan infrastruktur.

        11. Apa kendala distribusi pelayanan di sana? Bagaimana kondisi keluarga prasejahtera di sana?

        Saya juga sedih juga keluar dari cabang antar kelompok yang dia datangi perjalanan motor mencapai setengah hingga 1 jam itu cukup jauh. Walaupun ada perwakilan, populasinya tidak terlalu tinggi. Namun, ini jadi PR kita selanjutnya yang kalau secara efektif kami kelola karena kami juga hitung nilai ekonominya.

        Kalau setiap wilayah yang setiap dusun rumahnya jauh-jauhan itu agak sulit. Akan tetapi, kami tetap lakukan terobosan, nanti kami siapkan home base untuk melayani. Contoh yang di pulau terpencil, yaitu Pulau Gili Ketapang. Ada keluarga prasejahtera ada di Probolinggo menyeberang itu 45 menit sampai 1 jam menyeberang.

        Bulan lalu yang kami bolehkan sudah ada 1.200 nasabah dan kami siasati pertemuan di sana hanya 1 hari. Jadi 10-12 tenaga pendamping lapangan kami hari Kamis itu semua ke sana dan menyebar ke 1.200 nasabah yang terdiri dari 40 kelompok dalam satu hari. Kemarin agak tinggi karena warganya hidup dari wisata selam dari turis asing. Saya ditugaskan Presiden coba masuk kawasan miskin ekstrem seperti Maluku, Papua, dan lainnya.

        12. Berapa data keluarga prasejahtera di Indonesia yang belum ter-cover PNM?

        Sebelum masuk ke suatu daerah, antara data dan fakta di lapangan bisa beda. Kami dasar datanya dari basis data terpadu sebelum masuk ke daerah, kami petakan berapa keluarga prasejahtera di sana karena memperhitungkan nilai sosial dan nilai bisnis yang akan di-create di situ.

        Faktanya, lapangan lebih banyak dari data yang dipegang, paling tidak itu acuan dari basis data terpadu. Dulunya dikelola di bawah kantor Sekretariat Presiden ada deputi yang mengelola Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Sekarang di bawah Kementerian Sosial sebagai basis data terpadu. Acuan kami di situ sampai saat ini kami komunikasi tetap di TNP2K karena mereka lebih tahu asal-usulnya.

        13. Apa keistimewaan atau keunggulan dengan dijadikan Holding Ultra Mikro (UMi) bagi PNM?

        Paling tidak saat ini kami tidak sendirian. Kalau dibebankan ke kami jadi target kami bertiga, orang kelompok nasabah saling tolong apalagi keanggotaan dalam holding. Paling tidak ada sharing infrastruktur dan dana untuk dapat mengakselerasi agar memenuhi target. Selanjutnya, secara strategi nasional ada konsolidasi data pelaku usaha.

        Kalau datanya sudah terkonsolidasi akan didapatkan program yang tepat sasaran dan tepat guna. Program itu kan harus sesuai dengan sasaran yang mau disasar. Mungkin sasarannya tepat, tapi create-nya tidak tepat. Kalau informasi tercukup dari PNM, Pegadaian dan BRI dalam holding ini kemungkinan sempurnanya sebuah program bisa dipertanggungjawabkan.

        Baca Juga: Usai Tanggalkan Status Perseoran, PNM Resmi Jadi Anak Usaha BRI

        14. Terkait rencana holding UMi, Menteri BUMN menyampaikan kepada holding agar menurunkan bunga, berapa persen penurunan bunga di Mekaar?

        Presiden mengingatkan kalau beri lebih murah jadi lebih baik. Itu yang masih kami formulasikan. Banyak faktor yang bisa menurunkan biaya kami. Pertama, infrastruktur yang bisa sharing antara anggota holding itu yang bisa membuat efisiensi proses. Kedua, sumber dana dari holding yang saat ini cukup besar kemampuan dananya dibandingkan masih sendiri.

        Saya sudah tidak pusing-pusing lagi membuat permohonan kepada perbankan atau lembaga kreditur lain. Biaya cost of mind ini bisa disesuaikan dengan mengonsolidasikan holding ini. Kemarin janji kami proposal holding penurunan sebesar 3,5 persen, kalau saya optimis bisa lebih dari itu. Apalagi kalau nanti ada subsidi bunga buat nasabah karena selama ini yang mendapatkan subsidi bunga adalah UMKM yang sudah terima KUR.

        Bedanya, kami kenapa tidak bisa 6 persen karena kami tidak dapat subsidi bunga karena bebannya di kami semua. Kalau bisa ada afirmatifnya dari pemerintah selain kepada penggerak UMKM yang sudah ada juga diperuntukan kepada calon penggerak UMKM lokal yang sedang kami dampingi. Sebenarnya, sama dengan KUR kalau 6 persen tambah subsidinya 11,5 persen jadi 17 persen. Kan subsidi KUR itu 11,5 persen dan dibebankan ke nasabah 6 persen, tapi dibayarkan negara jadi lebih murah.

        15. Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada nasabah dan calon nasabah PNM di masa pandemi ini?

        Harapannya, jumlah nasabah Mekaar yang sudah 10,8 juta bisa menjadi movement bahwa di sela-sela kehidupan mengurus keluarga dia bisa produktif dan banyak contoh secara empirik dari nasabah kami yang sudah tumbuh besar. Kalau ini terbentuk ya tingkat produktivitas manusia Indonesia bisa tumbuh.

        Termasuk semangat enterpreneur itu akan tumbuh karena anaknya dari kecil melihat ibunya punya usaha akan menginspirasi anaknya. Baru-baru ini malah anak-anak ingin menjadi Youtuber. Di masyarakat, kalau sekolah lulus sarjana kalau tidak jadi karyawan bank jadi PNS. Kalau produktivitas ibu-ibu ini menjadi movement bisa menjadi keluarga produktif. Dari rumah sudah terdidik semangat wirausaha.

        16. Capaian yang diperoleh PNM saat ini sudah melampaui Grameen Bank di Bangladesh terkait pembiayaan kepada masyarakat. Apa perbedaanya?

        Pak Presiden Jokowi itu yang bicara pada 26 Agustus 2020. Jumlah nasabahnya yang dilampauinya karena Grameen Bank itu mulai 1983 sekarang total nasabahnya 9,1 juta. Namun, kelompok yang ultra mikro seperti Mekaar itu 6 jutaan. Sekarang kami 10,8 juta sudah terlampaui itu padahal dalam waktu 4 tahun. Saya angkat itu tidak terlalu antusias, walau Pak Presiden sudah menyampaikan di G20 berarti pesannya orang miskin di Indonesia banyak.

        Itu dari jumlah dari nasabah hanya bedanya kami lebih mandiri dari Grameen yang sama-sama dari BUMN, dia banyak dukungan dari pemerintah maupun lembaga internasional. Namun, kami juga terinspirasi dari Grameen Bank. Inspirasi awal mereka juga dari Indonesia yang belajar dari Jawa Timur Koperasi Setia Budi Malang dan dan Koperasi Setia Bakti Wanita Surabaya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: