Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ahli Penyakit Menular Amerika Desak Biden Wajibkan Vaksin Penerbangan Domestik karena...

        Ahli Penyakit Menular Amerika Desak Biden Wajibkan Vaksin Penerbangan Domestik karena... Kredit Foto: Reuters/Nick Oxford
        Warta Ekonomi, Washington -

        Ahli penyakit menular Amerika Serikat (AS) Dr. Anthony Fauci mengatakan, mandat vaksin untuk perjalanan udara domestik harus dipertimbangkan, Senin (27/12/2021). Desakan ini mempertimbangkan meningkatnya kasus Covid-19 dan kondisi cuaca yang memburuk.

        "Itu hanyalah salah satu persyaratan yang menurut saya masuk akal untuk dipertimbangkan," kata Fauci kepada MSNBC.

        Baca Juga: Anthony Fauci Bilang Covid-19 Terus Meluas di Seluruh Dunia karena Varian Omicron

        Namun, Fauci dalam wawancara CNN menyatakan tidak berharap untuk melihat mandat vaksin dalam waktu dekat.  Dia meragukan pemerintahan Joe Biden akan menyerukan mandat vaksin untuk penerbangan domestik dalam waktu dekat.

        "Saya tidak mengatakan saya mendukung mandat pada penerbangan domestik. Saya mengatakan itu adalah sesuatu di atas meja untuk dipertimbangkan," kata Fauci.

        Presiden Joe Biden menolak untuk mengatakan apakah akan mendukung mandat vaksin untuk perjalanan udara domestik. Dia sebelumnya mengatakan tidak menganggap tindakan itu diperlukan.

        Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan memperpendek waktu isolasi yang direkomendasikan untuk warga AS yang terinfeksi menjadi lima hari dari 10 hari sebelumnya, jika mereka tidak menunjukkan gejala. Langkah ini dapat membantu maskapai dan bisnis lain mengurangi kekurangan staf.

        Maskapai telah berjuang dengan kekurangan staf karena penyebaran infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron memaksa banyak pilot, awak kabin, dan pekerja lain untuk mengisolasi diri di rumah. Jumlah rata-rata kasus Covid-19 baru di AS telah meningkat 55 persen menjadi lebih dari 205.000 per hari selama tujuh hari terakhir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: