PT Pertamina (Persero) melarang pegawainya untuk mengambil cuti selama periode libur tahun baru 2022. Kebijakan tersebut diambil guna menjaga lancarnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina telah menetapkan kebijakan kepada seluruh Perwira Pertamina untuk selalu berada di lokasi dan tidak diperbolehkan melakukan cuti.
Baca Juga: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Saat Tahun Baru 2022
Selama liburan tahun baru 2022, Pertamina menyiagakan infrastruktur distribusi energi meliputi 114 TBBM, 68 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan lebih dari 7.400 SPBU.
Pertamina juga menyiagakan layanan khusus selama liburan tahun baru berupa 1.356 SPBU Siaga di jalur reguler, 65 SPBU Siaga di jalur tol, 219 Motoris atau armada Pertamina Delivery Service (PDS), 144 titik kantong BBM SPBU dan 37 unit Pertashop atau SPBU modular.
"Layanan di 68 DPPU juga akan terus siaga memenuhi kebutuhan Avtur bagi seluruh maskapai penerbangan," ujar Fajriyah dalam keterangan tertulis, Rabu (29/12/2021).
Fajriyah memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) naik gasoline, gasoil maupun avtur aman jelang pergantian tahun 2022. Dengan ketahanan stok BBM nasional jenis gasoline seperti Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite dan Premium berada di atas 20 hari.
"Sementara ketahanan stok jenis gasoil Solar, Biosolar, Dexlite dan Pertamina Dex berada di atas 18 hari. Adapun ketahanan stok Avtur mencapai 36 hari," ujarnya.
Demi menjamin stok tersebut tersedia, pihaknya telah melakukan pengamanan seluruh rantai pasok distribusi BBM dari hulu hingga ke Hilir.
“Pertamina telah melakukan pengamanan stok di seluruh rantai distribusi BBM mulai dari kilang hingga TBBM dan SPBU yang siaga 24 jam,” ungkapnya.
Selain itu, PT Pertamina juga telah menyiagakan Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang siaga di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan BBM yang diperkirakan naik dari rerata normal sebesar 6 persen untuk gasoline dan gasoil naik sebesar 1,4 persen.
Peningkatan pengawasan distribusi BBM nasional dengan menggunakan teknologi digital. Seluruh proses distribusi BBM dapat dipantau secara langsung (realtime) melalui Pertamina Integrated Command Center(PICC) dan dashboard digitalisasi SPBU.
“Seluruh stok BBM di setiap wilayah dan SPBU dapat dimonitor dengan akurat, sehingga Pertamina bisa dengan cepat mengirimkan stok BBM jika terjadi lonjakan permintaan,” ujar Fajriyah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: