Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Disaster Recovery Plan?

        Apa Itu Disaster Recovery Plan? Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Disaster Recovery (DR) adalah dokumen formal yang dibuat oleh organisasi yang berisi instruksi terperinci tentang cara menanggapi insiden yang tidak direncanakan seperti bencana alam, pemadaman listrik, serangan dunia maya, dan peristiwa mengganggu lainnya. Rencana tersebut berisi strategi untuk meminimalisir dampak bencana, sehingga organisasi akan terus beroperasi atau dengan cepat melanjutkan operasi utama.

        Gangguan dapat menyebabkan hilangnya pendapatan, turunnya rating brand dan pelanggan yang tidak puas. Semakin lama waktu pemulihan, semakin besar dampak bisnis yang merugikan. Oleh karena itu, Disaster recover plan yang baik harus memungkinkan pemulihan yang cepat dari gangguan, terlepas dari sumber gangguannya.

        Baca Juga: Apa Itu Mobile-Friendly?

        Mengapa Disaster Recovery Plan Itu Penting?

        Kebutuhan mendesak untuk mendorong pengalaman pelanggan yang unggul dan hasil bisnis memicu tren adopsi multicloud hybrid yang semakin berkembang. Multicloud hybrid dapat menciptakan kompleksitas infrastruktur dan potensi risiko yang memerlukan keterampilan serta alat khusus untuk mengelolanya. Sebagai akibat dari kerumitan tersebut, organisasi sering mengalami pemadaman dan kerusakan sistem, ditambah dengan serangan siber, kurangnya keterampilan, dan kegagalan pemasok.

        Bisnis dapat terkena dampak yang tinggi dari pemadaman atau downtime yang tidak direncanakan, terlebih lagi di lingkungan multicloud hybrid. Memberikan ketahanan dalam multicloud hybrid memerlukan disaster recovery plan yang mencakup keterampilan khusus, strategi terintegrasi, dan teknologi canggih, termasuk orkestrasi perlindungan dan pemulihan data.

        Organisasi harus memiliki ketahanan perusahaan yang komprehensif dengan teknologi orkestrasi untuk membantu mengurangi risiko kelangsungan bisnis di multicloud hybrid, sehingga memungkinkan bisnis untuk mencapai tujuan transformasi digital mereka.

        Alasan lainnya mengapa bisnis memerlukan disaster recovery plan yang terperinci dan teruji yaitu:

        • Meminimalisir gangguan pada operasi normal.
        • Membatasi tingkat gangguan dan kerusakan.
        • Meminimalisir dampak ekonomi dari gangguan tersebut.
        • Menetapkan sarana operasi alternatif di muka.
        • Melatih personel dengan prosedur darurat.
        • Menyediakan pemulihan layanan yang lancar dan cepat.

        Untuk memenuhi harapan hari ini akan operasi bisnis yang berkelanjutan, organisasi harus dapat memulihkan sistem penting dalam hitungan menit, jika bukan detik dari gangguan.

        Jenis-Jenis Disaster Recovery Plan

        DRP dapat secara khusus telah disesuaikan untuk lingkungan tertentu. Adapun disaster recovery plan meliputi:

        1. Virtualized Disaster Recovery Plan - Virtualisasi memberikan peluang untuk menerapkan disaster recovery dengan cara yang lebih efisien dan sederhana. Lingkungan yang tervirtualisasi dapat meningkatkan instans virtual machine (VM) baru dalam hitungan menit dan menyediakan pemulihan aplikasi melalui ketersediaan tinggi. Pengujian juga dapat lebih mudah dilakukan, tetapi rencana tersebut harus mencakup kemampuan untuk memvalidasi bahwa aplikasi dapat dijalankan dalam mode pemulihan bencana dan kembali ke operasi normal dalam RPO dan RTO.

        2. Network Disaster Recovery Plan - Mengembangkan rencana untuk memulihkan jaringan menjadi lebih rumit seiring dengan meningkatnya kompleksitas jaringan. Penting untuk merinci prosedur pemulihan langkah demi langkah, mengujinya dengan benar, dan terus memperbaruinya. Data dalam rencana ini akan khusus untuk jaringan, seperti kinerja dan staf jaringan.

        3. Cloud Disaster Recovery Plan - Cloud disaster recovery (cloud DR) meliputi cadangan file di cloud hingga replikasi lengkap. Cloud DR dapat menghemat ruang, waktu, dan biaya, tetapi mempertahankan disaster recovery plan memerlukan pengelolaan yang tepat. Manajer harus mengetahui lokasi server fisik dan virtual. Rencana tersebut harus mengatasi keamanan, yang merupakan masalah umum di cloud yang dapat diatasi melalui pengujian.

        4. Data Center Disaster Recovery Plan - Jenis rencana ini berfokus secara eksklusif pada fasilitas dan infrastruktur data center. Penilaian risiko operasional adalah elemen kunci dalam data center DRP. Ini dapat menganalisis komponen utama seperti lokasi gedung, sistem tenaga dan perlindungan, keamanan, dan ruang kantor. Rencana tersebut harus membahas berbagai kemungkinan skenario yang akan terjadi.

        Bagaimana Cara Membuat Disaster Recovery Plan?

        Proses disaster recovery plan melibatkan lebih dari sekadar menulis dokumen. Sebelum menulis DRP, analisis risiko dan analisis dampak bisnis dapat membantu menentukan di mana kita harus memfokuskan sumber daya dalam proses disaster recovery.

        BIA mengidentifikasi dampak dari peristiwa yang mengganggu dan merupakan titik awal untuk mengidentifikasi risiko dalam konteks disaster recovery. Ini juga menghasilkan RTO dan RPO. RA mengidentifikasi ancaman dan kerentanan yang dapat mengganggu pengoperasian sistem dan proses yang disorot dalam BIA. RA menilai kemungkinan peristiwa yang mengganggu dan menguraikan potensi keparahannya.

        Untuk itu, DRP harus mencakup langkah-langkah berikut:

        • Menetapkan kisaran atau tingkat penyembuhan dan aktivitas yang diperlukan.
        • Mengumpulkan dokumen infrastruktur jaringan yang relevan.
        • Mengidentifikasi ancaman dan kerentanan yang paling serius, serta aset yang paling kritis.
        • Meninjau sejarah insiden dan pemadaman yang tidak direncanakan, dan bagaimana bentuk penanganannya.
        • Mengidentifikasi strategi pemulihan bencana saat ini.
        • Mengidentifikasi tim tanggap insiden.
        • Memiliki tinjauan manajemen dan menyetujui DRP.
        • Menguji rencana.
        • Memperbarui rencana.
        • Melaksanakan audit DRP.

        Uji Disaster Recovery Plan Anda

        DRP dapat dibuktikan melalui pengujian, yang akan mengidentifikasi kekurangan dan memberikan peluang untuk memperbaiki masalah sebelum bencana terjadi. Pengujian dapat menawarkan bukti bahwa rencana tersebut efektif dan mengenai RPO atau RTO. Karena sistem dan teknologi TI terus berkembang, pengujian DR juga membantu memastikan disaster recovery plan agar selalu diperbarui.

        Namun, ada beebrapa alasan yang diberikan untuk tidak menguji DRP, yaitu terkait pembatasan anggaran, kendala sumber daya atau kurangnya persetujuan manajemen. Pengujian disaster recovery membutuhkan waktu, sumber daya, dan perencanaan. Ini juga bisa berisiko jika pengujian melibatkan penggunaan data langsung.

        Pengujian disaster recovery dapat bervariasi dalam kompleksitas. Dalam tinjauan rencana, diskusi rinci tentang DRP mampu mencari elemen dan inkonsistensi yang hilang. Dalam proses ini, peserta akan menjalani kegiatan planning langkah demi langkah untuk menunjukkan apakah anggota tim disaster recovery mengetahui tugas mereka dalam keadaan darurat. Pengujian simulasi menggunakan sumber daya seperti situs pemulihan dan sistem backup yang pada dasarnya merupakan pengujian skala penuh tanpa failover yang sebenarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: