Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahkan di Tengah Pandemi, Petani Sawit Nikmati Harga TBS Tinggi

        Bahkan di Tengah Pandemi, Petani Sawit Nikmati Harga TBS Tinggi Kredit Foto: Antara/Rahmad
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga Tandan Buah Sawit (TBS) sawit mengalami peningkatan merata di 22 provinsi sentra kelapa sawit di Indonesia. Berdasarkan rekapitulasi data Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), harga TBS sawit naik sekitar 46,47 persen sepanjang 2020-2021.

        “Kebijakan pungutan ekspor mendorong kenaikan harga CPO yang berimplikasi meningkatkan harga TBS di tingkat petani,” ujar Sekjen DPP APKASINDO, Rino Afrino, dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia. 

        Baca Juga: Program Desa Sawit Mandiri Asian Agri, Tingkatkan Perekonomian Desa

        Rino mengapresiasi kebijakan pemerintah seperti mandatori biodiesel yang mampu menyerap 9 juta ton CPO di dalam negeri. Kebijakan ini dinilai berhasil karena menjadikan Indonesia tidak lagi bergantung pada pasar ekspor.

        “Harga CPO melambung karena serapan domestik sangat besar. Dari catatan kami, sekarang ini ekspor CPO tinggal 9 persen dari total ekspor CPO dan turunanya,” urai Rino.

        Di sisi lain, kenaikan harga TBS memang dipengaruhi meroketnya harga CPO dunia. Data APKASINDO mencatat, telah terjadi kenaikan harga CPO dari harga rata-rata Rp9.952 pada tahun 2020 menjadi harga rata-rata Rp16.809 pada tahun 2021.

        “Dari data kami, harga CPO pasar Rotterdam tumbuh 68,90 persen dari 2020 sampai 2021,” ungkap Rino. 

        Tidak hanya itu, disampaikan Rino, di berbagai daerah sentra sawit, terjadi kenaikan harga TBS yang sebelumnya belum pernah dirasakan petani. Misalnya di Banten, petani sawit memperoleh harga TBS sebesar Rp2.200 per kg.

        “Petani sawit Banten memperoleh harga TBS sebesar Rp2.200 per kilogram. Ini baru pertama kali terjadi di provinsi tersebut. Sebelumnya, harga TBS di Banten bahkan hanya mencapai Rp500 per kilogram,” kata Rino.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: