Pers Diberedel, Pemimpin Hong Kong: Media-media Tutup Sendiri
Pemimpin Kota Hong Kong Carrie Lam mengatakan penutupan dua media baru-baru ini tidak menandakan penurunan kebebasan pers. Ia menegaskan penutupan itu diambil oleh media itu sendiri.
Pernyataan itu ia sampaikan dua pekan setelah pihak berwenang Hong Kong menangkap tujuh orang yang memiliki kaitan dengan situs berita daring Stand News atas tuduhan penghasutan. Penangkapan itu diikuti pengumuman situs tersebut menghentikan operasinya.
Baca Juga: Begini Klaim China Usai Obok-obok Kantor Media Ternama di Hong Kong
Beberapa hari kemudian situs berita daring lainnya, Citizen News juga mengatakan akan menghentikan operasinya.
"Kami tidak melakukan apa pun pada satu pun media, mereka tidak pernah didekati lembaga penegak hukum," kata Lam dalam konferensi pers, Selasa (4/1/2022).
"Namun bila mereka memutuskan untuk menghentikan operasi itu merupakan keprihatinan mereka sendiri, saya kira ini sama sekali tidak biasa," tambah Lam.
Ia menambahkan pihak berwenang Hong Kong "tidak menindas kebebasan pers."
Lam mengatakan pemerintah di Hong Kong mengikuti supremasi hukum. Ia menambahkan saat pertama kali menjabat ia membuka pemerintah mulai dari menggelar konferensi pers pada situs media dan bertemu dengan Asosiasi Jurnalis Hong Kong.
Lam juga menanggapi tuduhan penutupan media daring mengindikasi kebebasan pers di Hong Kong sudah "punah". Ia mengatakan tidak menerima tuduhan "semacam itu."
"Tidak ada yang lebih penting dari supremasi hukumg," kata Lam.
Ia juga mengatakan sepanjang media tidak terlibat dengan tindakan ilegal maka mereka dapat terus melaporkan berita di Hong Kong. Lam menambahkan sejak Undang-undang Keamanan Nasional diberlakukan pada Juni 2020 lalu jumlah lokal media naik 5,4 persen dan media dari luar negeri naik 9,4 persen.
"Maka anda tidak bisa mengatakan kebebasan pers terkikis karena dua media ditutup," kata Lam.
Sejak undang-undang keamanan diterapkan ratusan orang lebih ditangkap termasuk banyak aktivis pro-demokrasi dan beberapa jurnalis Apple Daily dan Stand News yang sudah tutup.
Aktivis pro-demokrasi dan anggota kunci Hong Kong Alliance in Support of Patriotic Democratic Movements of China, Chow Hang-tung divonis 15 bulan penjara usai divonis terlibat dalam pertemuan ilegal memperingati peristiwa Tiananmen Square tahun 1989.
Ia diberitahu untuk menjalani 10 bulan lagi setelah vonisnya 12 bulan atas perannya dalam peringatan peristiwa Tiananmen Square tahun 2020 lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: