Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suplai Batu Bara Kurang, Erick: Harus Gotong Royong Hadapi Krisis Energi

        Suplai Batu Bara Kurang, Erick: Harus Gotong Royong Hadapi Krisis Energi Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap seluruh elemen bisa bersama-sama menghadapi krisis energi yang sedang terjadi.

        "Dalam situasi seperti ini, seluruh elemen, baik kementerian, BUMN, pengusaha harus bergotong royong dan tidak saling menyalahkan," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1/2022).

        Baca Juga: Erick Thohir Minta Direksi PLN Harus Hadir Zoom Meeting Bahas PLTU meski Positif Covid-19

        Erick mencontohkan kesigapan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang telah menghubungi para pelaku usaha logistik swasta, INSA dan ALFI, yang siap mendukung distribusi pasokan untuk PLN.

        Untuk itu, ia akan mendukung kebijakan pemerintah untuk memastikan ketersediaan pasokan dalam negeri ini menjadi prioritas. Salah satunya adalah dengan menghubungi direksi PLN, Bukit Asam, dan Pertamina. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan adanya kerja sama dan kesinambungan dan tidak mengedepankan ego sektoral dalam menghadapi situasi saat ini.

        "Saya juga setuju pihak swasta yang memang tidak disiplin seperti pernyatan Bapak Presiden ya harus dihukum, bahkan dicabut, tetapi juga jangan disamaratakan kalau ada yang bagus lalu disamaratakan ini salah semua, tidak. Makanya, solusinya bukan saling menyalahkan, tapi bergotong royong menyelesaikan masalah," ujarnya.

        Erick meminta kepada PLN untuk memperbaiki kontrak jangka panjang terkait DMO yang dapat disesuaikan setiap bulan, bukan per tahun. Kontrak tersebut dinilai perlu untuk antisipasi atas hambatan dalam kondisi cuaca yang dapat memengaruhi pasokan batu bara. Guna mempermudah itu semua, ia mengaku telah memanggil direksi PT Bukit Asam untuk meminta ada kesepakatan jangka panjang lagi antara PTBA dengan PLN.

        "Jadi, 25 persen itu nanti kontraknya bisa dialokasikan ke PTBA, tapi hitungannya memang cost plus. Artinya, ini cost-nya kita buka angkanya, jadi terbuka supaya kalau sampai ada guncangan seperti saat ini reserve yang ada di PTBA bisa dipakai," ungkapnya.

        Erick melanjutkan, situasi saat ini menjadi momentum bagi Indonesia mulai memetakan secara besar untuk energi terbarukan ke masa depan.

        "Jadi, besok kami akan putuskan beberapa rapat lagi secara virtual karena kebetulan saya mengertilah kalau lagi lockdown karena Covid tidak bisa diapa-apain, tetapi tujuan kita juga baik bahwa saya dan Pak Arifin turun ingin melihat data secara detail shipping-nya, logistiknya itu titiknya di mana, kebutuhannya berapa," ungkapnya.

        Dengan kondisi Indonesia yang memiliki kontrak besar dalam batu bara, nikel, timah, dan LNG, diperlukan komunikasi dengan negara-negara lain.

        "Jangan sampai negara lain melihat Indonesia tidak profesional, tetap semuanya harus komunikasi, dan negara lain insyaallah mendukung, selama tidak disetop tahunan; kalau cuma tunda 20 hari, mereka kan juga penuh. Yang penting kita jangan saling menyalahkan, kita turun sesuai instruksi presiden, harus selesaikan masalahnya," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: